Sebanyak lima mahasiswa kedokteran Universitas Brawijaya pada (7/9/2024) menduduki juara 1 dan 2 dalam berbagai bidang di Regional Medical Olimpiade (RMO) wilayah 4. Dengan memboyong juara 1 di 3 kategori dan membawa juara 2 di 2 kategori, mengukuhkan UB menjadi juara umum wilayah 4, sekaligus berhak untuk lanjut ke tahap olimpiade nasional.
“Di tahun ini UB juara umum. Beberapa kali penobatan juara umum di raih universitas lain. Allhamdullillah tahun ini bisa meraih juara umum,” kata Rizqi.
Membawa pulang gelar juara umum melalui proses yang cukup panjang. Dari tahap pertama yang dilakukan seleksi di UB pada bulan Mei yang akhirnya terpilih setidaknya 2 tim di setiap kategorinya untuk berjuang di RMO wilayah 4. Saat di RMO wilayah 4 pun setidaknya harus melewati 3 tahap seperti babak penyisihan, semifinal lalu babak final yang dilakukan seminggu.
Naura Salwa Raihana dari prodi pendidikan dokter mengatakan tahun lalu dirinya tersingkir di babak penyisihan. Bagi Naura jika tahun ini bisa meraih juara pertama merupakan hal yang tidak terpikirkan sebelumnya dan sangat membahagiakan.
“Itu kayak magical moment aja, soalnya gak berekspektasi. Harapannya saat itu lolos penyisihan dulu aja, karena tahun lalu kita sempat ikut tim 2 tapi kita tuh bahkan gak lolos penyisihannya. Yaudah kayak come without expectation semakin lama semakin bisa dan happy banget” Jelas Naura.
Terkait tantangan dan hambatan, dalam prosesnya tidak terlepas dari hal tersebut. Mengingat proses yang panjang dan proses mempelajari materi yang mendalam juga. Menurut Farahiyah Sharfina Saputri yang membawa juara 2 dalam kategori Digestif mengatakan bahwa tantangan yang ditemuinya merupakan memahami materi yang banyak dengan waktu terbatas
“Sebenarnya kita lebih ke materinya kan banyak banget waktunya lumayan (terbatas). Jadi kayak dengan waktu yang singkat tapi gak bisa dibilang singkat juga pasti kayak ada naik turunnya gitu sih tantangannya,” kata Farah mengungkapkan.
Olimpiade yang diadakan oleh Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (IMSKI) ini pada wilayah 4 dilaksanakan setidaknya 6 kategori lomba. Lomba yang diadakan di Surabaya dan diikuti oleh universitas dari Jawa Timur hingga Papua. (ROM/Humas UB).
Dr. Gamal Albinsaid merupakan seorang dokter yang telah meraih pengakuan global sebagai inovator dan wirausahawan sosial. Ia kembali mengabdi ke rumah sendiri, Universitas Brawijaya UB) dalam puncak rangkaian Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) hari ketiga, Rabu (14/08/2024).
Materi luar biasa yang Ia bawa menciptakan suasana hall riuh dengan tepuk tangan para mahasiswa baru. Gamal memulai dengan perjalanan akademiknya di UB tanpa tes seleksi. Prestasinya telah menarik perhatian internasional, termasuk penghargaan dari Ratu Elizabeth dan modal investasi sebesar Rp 1 miliar dari Raja Charles. Bahkan Presiden Rusia Vladimir Putin juga mengundangnya untuk berbincang dalam acara informal, menandakan pengakuan global terhadap dedikasinya.
Gamal dikenal karena berbagai inisiatif sosial yang berdampak besar. Salah satunya adalah program “Malang Cerdas,” yang menyediakan pendidikan gratis untuk lebih dari 4000 mahasiswa di Malang Raya. Inisiatif lainnya ialah “Bisnis Klinik Asuransi Sampah” untuk membantu pasien yang membutuhkan biaya operasi besar sebagai bentuk memadukan kesehatan dan keberlanjutan lingkungan.
Dr. Gamal Albinsaid: Alumni UB Menjadi Pemuda Pertama di Dunia Raih Penghargaan HRH The Prince of Wales Young Sustainability Entrepreneur Award dari Pangeran Charles, Kerajaan Inggris.
“Saya pernah kalah di Bali, sejak itu termotivasi ikut kompetisi-kompetisi ilmiah dan mendapat 12 penghargaan, lulus tanpa perlu mengerjakan skripsi, otomatis nilai A. Saya dan tim pernah gagal PIMNAS, tapi siapa sangka kemudian hari mendapatkan apresiasi penghargaan dari universitas top dunia bahkan Raja Inggris. Growth mindset nya adalah misal mencoba 15 peluang, saya hanya berhasil 1. Kalau coba 45 peluang, maka saya berhasil 3. Intinya keberhasilan itu sebenarnya perjalanan dari satu kegagalan ke kegagalan lain tanpa kehilangan semangat. Dan kalau dihina, ubahlah cacian dan hinaan itu menjadi motivasi. Sampai nanti kamu keliling dunia pakai kacamata, kenapa? karena masa depan terlalu cerah jadi silau,” cerita Gamal.
Ia juga menganut filosofi 1 persen menjadi lebih baik setiap hari dan percaya bahwa waktu adalah sahabat jika digunakan dengan bijak. Menggunakan 2-3 jam untuk mendalami skill pengetahuan.
“Walaupun terlihat sepele, tapi kalau dihitung 10 tahun ke depan akan lebih baik, dibanding kehilangan 10 ribu jam untuk scroll media sosial atau nongkrong. Tiny changes remarkable results, bahwa hasil akhir bukan hanya tentang proses untuk mencapainya, tapi sistem yang mengatur kebiasaan 5-10 tahun lalu,” katanya.
Gamal turut menekankan pentingnya kemampuan mengatur ketidaknyamanan supaya mendapat kenyamanan lebih di kemudian hari, karena baginya lebih baik menderita karena kedisiplinan daripada menderita karena kegagalan atau penyesalan.
“Kalau belajar dari Elon Musk, sosok di balik Tesla dan SpaceX. Ia bukan hanya work hard, tapi work super hard. Work every working hours. Kita boleh punya ide, tapi setiap orang juga punya ide. Maka ini tentang kemampuan eksekusi ide kita, atau kemampuan menarik orang lain membantu merealisasikan ide kita. Be wise, and go for it now!” tegasnya.
Tujuh poin yang Ia sebutkan dapat menjadi bekal terbaik dalam menjalani hidup, yakni: passion, sorrow, innovation, vision, growth, blessing, dan sincerity.
“Teman-teman, setiap saya lomba Ibu tidak pernah lewat dari sajadah, bapak bahkan menjual tanah. Orang tua kita kerap kali membatalkan mimpinya, melupakan kesenangan, supaya kita hidup nyaman, tetapi hidup kita justru berlalu dengan keegoisan. Coba terus ingat pengorbanan orang tua, dan jadikan itu tujuan hidup yang tidak boleh kita kecewakan. Cara kita memperlakukan orang tua kita adalah cermin bagaimana Tuhan akan memperlakukan kita pula. Keikhlasan dan ketulusan dalam setiap usaha adalah kunci,” ujar Gamal.
Sebagai penutup, Ia memberikan closing statement, “Kalian tahu pygmalion effect? yaitu tentukan cita-cita lalu kerahkan seluruh sumber daya kamu dengan waktu sesingkat-singkatnya. Beliefs – expectations – results – beliefs. Salah satu kisah sahabat saya Andrian Firdausi, dia lulusan kedokteran tapi luar biasanya membuat sekolah Al Qur’an. Andrian meninggal karena kecelakaan. Banyak yang merasa kehilangan dan menanyakan sosok Andrian ini ke saya, Andrian yang sering adzan di mushola itu kah, yang suara tilawahnya indah itu kan? lalu bagaimana dengan kita adik-adik? paras, jabatan, popularitas semuanya akan hilang. Maka jadilah bermanfaat dan berdampak. Cause maybe you’re impressive, but you’re not impactful”.
Gamal melanjutkan wejangan. “Kita mungkin membenci detik-detik saat belajar keras. Tapi menderitalah, karena tidak ada keberhasilan tanpa kepayahan. Terus persisten dan konsisten, walaupun sulit, kerahkan semaksimal mungkin, nantinya kalian akan susah dikalahkan. Sempurnakan niat, Allah yang akan menyempurnakan pertolonganNya. Jangan biarkan masa muda ini berlalu tanpa karya yang mempesona. Enjoy your failure. Terus nikmati tantangan, karena di sanalah orang hebat dibesarkan,” tutupnya.[Hilya/Irene]
Universitas Brawijaya (UB) kembali menyelenggarakan Open House (OH) sebagai bagian dari rangkaian Raja Brawijaya 2024, setelah sukses melaksanakan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) pada 12-14 Agustus 2024 lalu. Kegiatan ini diadakan selama dua hari, yaitu pada Sabtu dan Minggu, 24-25 Agustus 2024, bertempat di Lapangan Rektorat UB dari pukul 07.30 hingga 16.00 WIB. OH tahun ini menampilkan puluhan stand dari berbagai fakultas, mulai dari Fakultas Kedokteran hingga Fakultas Ekonomi Bisnis, dan dihadiri oleh mahasiswa baru yang wajib mengikuti kegiatan ini, serta terbuka untuk umum.
Open House diawali dengan penampilan flashmobjingle Raja Brawijaya oleh panitia, yang dilanjutkan penampilan berbagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) seperti baseball softball, pencaksilat tapaksuci, FORMASI, shorinji kempo, mahasiswa wirausaha, tarung derajat, UB MUN club, taekwondo, dan lain sebagainya. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa baru pada berbagai aktivitas kampus yang dapat mereka ikuti selama masa perkuliahan.
Salah satu stand yang menarik perhatian adalah milik International Law Students Association (ILSA). Arif, selaku Head of External di ILSA Chapter Universitas Brawijaya, menjelaskan bahwa ILSA merupakan sebuah organisasi internasional yang fokus pada pengembangan hukum internasional. “Stand ILSA di OH ini menampilkan berbagai informasi tentang kegiatan kami, terutama mengenai promosi Hukum Internasional dan Kompetisi Peradilan Semu Hukum Internasional (International Law Moot Court Competition),” ungkap Arif.
Ia juga menambahkan bahwa OH tahun ini terasa lebih meriah dan lebih dipersiapkan dibandingkan tahun sebelumnya, terlihat dari segi dekorasi, presentasi, dan antusiasme baik dari panitia maupun peserta.
“Dalam rangka memeriahkan acara OH 2024, kami telah melakukan berbagai persiapan, termasuk membuat presentasi PowerPoint yang informatif, mencetak brosur, serta menghias stand kami dengan tema yang menarik. Semua ini dilakukan agar stand kami bisa menarik perhatian dan memberikan informasi yang bermanfaat bagi para mahasiswa baru yang tertarik dengan hukum internasional,” tutur Arif.
Beberapa mahasiswa baru juga tampak tertarik dan bersemangat mendatangi stand-stand UKM. Salah satu dari mereka menyatakan sudah memiliki rencana untuk mengikuti UKM yang ada. “Kalau aku tertarik di bidang seni musik, jadi niatnya mengikuti UKM paduan suara,” jelas salah satu mahasiswa baru. Harapannya dengan adanya OH ini, mahasiswa-mahasiswa baru dapat memiliki gambaran untuk mengikuti aktivitas yang hendak ditekuni disambil mengejar prestasi akademik.
Selain stand ILSA, UKM Seni Religi juga menarik perhatian dengan stand bertema simpel minimalis bernuansa islami. Dea Farawida, Ketua Divisi Internal PSDM UKM Seni Religi, menyatakan bahwa mereka menampilkan demonstrasi karya-karya seperti kaligrafi, alat musik rebana, dan piala versi terbaik untuk menarik minat mahasiswa baru. “Kami juga menampilkan video promosi di atas meja untuk memberikan gambaran kepada mahasiswa baru mengenai aktivitas kami,” jelas Dea.
Tidak ketinggalan, Unit Aktivitas Band (UAB) turut serta memeriahkan acara dengan penampilan lagu-lagu yang disambut antusias oleh mahasiswa baru. Meskipun demikian, ada beberapa catatan dari peserta terkait stand makanan yang dinilai kurang meriah dan variatif, karena didominasi oleh UMKM UB sendiri. Namun, secara keseluruhan, OH 2024 tetap menjadi ajang yang sukses dalam mengenalkan berbagai unit kegiatan mahasiswa kepada mahasiswa baru.
“Semoga OH tahun-tahun selanjutnya lebih baik, makin sukses, dan gacor,” ujar Zahra, salah satu mahasiswa baru yang hadir di OH. Harapannya, melalui kegiatan ini, mahasiswa baru dapat menemukan passion mereka di bidang non-akademik dan dapat mengejar prestasi di samping perkuliahan.(dzilla/WDD/Humas UB)
Sumber : https://prasetya.ub.ac.id/open-house-rabraw-2024-kenalkan-unit-kegiatan-mahasiswa-ub/
Universitas Brawijaya menyambut mahasiswa baru dengan antusiasme tinggi pada hari pertama Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) yang berlangsung pada Senin (12/8/2024) di Gedung Samantha Krida. Acara yang disiarkan secara daring melalui kanal YouTube dan Zoom ini memberikan kesempatan bagi semua peserta untuk terlibat langsung.
Dr. Setiawan Noerdajasakti, S.H., M.H., Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan kewirausahaan Mahasiswa memulai acara dengan penuh semangat, membagikan pengalaman pribadi sebagai mahasiswa baru 41 tahun lalu di Universitas Brawijaya.
“Perlu kalian ketahui, 41 tahun lalu saya juga menempati posisi seperti kalian semua di gedung ini. Waktu itu saya menjadi mahasiswa baru angkatan 1983,” kenangnya, menginspirasi mahasiswa baru untuk memulai perjalanan mereka dengan tekad yang sama.
Pada paparannya ia memperkenalkan 59 unit aktivitas kemahasiswaan yang tersedia. Lebih lanjut, pengenalan lembaga kemahasiswaan akan diselenggarakan pada tanggal 24 dan 25 Agustus dalam rangkaian kegiatan PKKMB yang dikenal dengan sebutan Open House (OH).
Beliau juga memperkenalkan jajaran kemahasiswaan dari tingkat universitas hingga fakultas, termasuk berbagai staf ahli dan Wakil Dekan 3 dari masing-masing fakultas.
Sesi ini ditutup dengan peluncuran buku pedoman kemahasiswaan, alumni, dan kewirausahaan tahun 2024, yang diharapkan menjadi panduan komprehensif untuk mahasiswa dalam berpartisipasi aktif di berbagai kegiatan kampus.
Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan aktif dalam kegiatan kampus untuk mengembangkan soft skill dan meraih prestasi.
“Maka dari itu, saya nanti berharap ketika kalian semua sudah menjadi mahasiswa di Universitas Brawijaya harapannya dapat aktif di berbagai kegiatan kemahasiswaan. Jangan hanya menjadi mahasiswa kuliah pulang-kuliah pulang saja,” pesannya kepada mahasiswa baru.
Dengan langkah awal yang kuat, mahasiswa baru diharapkan dapat memanfaatkan berbagai peluang yang ada untuk mencapai kesuksesan di Universitas Brawijaya. [dea/sitirahma]
Emil Elistianto Dardak, B.Bus., M.Sc., Ph.D., mantan Wakil Gubernur Jawa Timur dan Bupati Trenggalek, tampil memukau di hadapan ribuan mahasiswa dalam rangkaian Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Raja Brawijaya hari kedua, Selasa (13/08/2024). Pada momentum ini, politisi sekaligus lulusan master di University of Oxford yang pernah menjabat sebagai Financial Specialist Consultant di Bank Dunia dengan lantang menyuarakan “Perwujudan Profil Pelajar Pancasila dalam Rangka Gerakan Revolusi Mental Indonesia”.
Emil menyampaikan, revolusi mental merupakan konsep yang diinisiasi di tahun 2014 untuk mencapai Indonesia maju. Ada dua poros utama, yakni etos kerja dan budi pekerti. Seperti kalau ada barang, tidak hilang. Dan kalau mau antri, tertib. Hal-hal sederhana yang harus diamalkan sedini mungkin. Terutama mahasiswa sebagai young adult, lingkungan kampus adalah lingkungan yang paling tepat dalam memupuk nilai-nilai Pancasila. Bagaimana Pancasila bisa diinternalisasi di era digital sekarang ini dan akan termanifestasi dalam bersikap, bertindak, maupun berpendapat.
Dikenal dengan pencapaian memperoleh gelar PhD pada usia muda, Emil Dardak membagikan kisah permulaan pendidikannya. “Saya terinspirasi dari salah satu buku Profesor Soemitro Djojohadikoesoemo, yang membuat saya menetapkan main goal bagaimana caranya jadi Doktor Ekonomi di usia 21-23 tahun. Saya mengambil sistem penyetaraan di Amerika, mendapat First Class Honours ditambah dengan support beasiswa sehingga bisa mendaftar S3 lebih awal,” ujar Emil.
Ia juga memanfaatkan peluang-peluang yang ada sehingga kualifikasi akademiknya berbanding lurus dengan pengalaman kerja.
Emil menggambarkan mahasiswa ideal sebagai mereka yang mampu memaksimalkan Tridharma Perguruan Tinggi, sehingga perkuliahan bukan hanya jembatan mencari ijazah, tetapi panggung menempa diri untuk siap menghadapi dunia nyata.
Menurutnya, revolusi mental lebih matang bisa dilatih dari tiga wadah, yakni kompetisi, organisasi, dan penelitian. Keberanian untuk jenuh serta jatuh dalam perlombaan akan memperkuat resilience atau ketahanan seseorang. Mengambil peluang menjadi pimpinan senat, ketua BEM, maupun organisasi lain turut membentuk kemampuan mengukur risiko.
Emil juga membagikan petuah yang membuka perspektif segar. “Saya jadi teringat saat 2003 freshgrad, kerja saya adalah terkait surat-menyurat di tim Sekretariat Minister Forum on Infrastructure Development di Asia Pasifik. Waktu luangnya saya pakai untuk baca makalah para pakar, senior official di berbagai kongres lalu saya compile dan bikin dalam excel sehingga terorganisir berdasarkan topik. Suatu waktu, pimpinan panik untuk menyiapkan draft deklarasi menteri-menteri. Akhirnya saya beranikan angkat tangan dan memberikan bahan yang pernah saya buat tadi. Siapa sangka setelah itu saya dipindahkan ke Tim Pakar bersama guru besar dari UI, ITB, dan UGM. Jadi kalau mau excellent bukan hanya tentang kepintaran atau punya jabatan, tapi extra things yang dilakukan, lebih dari yang disuruh,” paparnya.
Sudah saatnya stigma tentang Generasi Z yang “mudah bosan” berubah menjadi “mereka yang berani mencoba hal-hal baru.” Sosok Emil berharap mental “cukup melakukan sesuai instruksi”, beralih ke mental “enterpreneur”, yakni “apapun hal yang diperlukan untuk menang sekalipun tidak familiar harus coba dikerahkan.”
Mahasiswa juga tidak perlu khawatir tersubtitusi oleh kemajuan teknologi, asalkan mereka tidak hanya mengandalkan critical thinking dan intellectual understanding, tetapi juga wisdom, instinct, serta feel yang tidak akan pernah tergantikan Artificial Intelligent (AI). Selayaknya kekuatan otot atlet angkat besi, semua itu bisa dilatih dan dikondisikan sejak empat tahun di bangku perkuliahan.
“Pesan dari saya, jangan menunda-nunda dan wasting time untuk hal yang tidak perlu. Karena kesuksesan paling dahsyat adalah ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan. Di masa depan nanti, bukan lagi tentang seberapa besar nilai IPK, tapi seberapa unik life story hidup Anda, dan bagaimana cara Anda survived dan succeed dengan kondisi yang sulit,” ungkapnya.
Ia menambahkan salam hangat sebagai penutup. “Untuk seluruh Aradhana 62, selamat telah memulai kehidupan kampus! Walaupun masa depan akan sangat challenging, tapi percayalah kalian adalah generasi tumpuan andalan bangsa. InsyaAllah, selama kalian menjadi individu yang tangguh, masa depan akan ada di genggaman. Maju terus, Universitas Brawijaya!” pungkas Emil. [Hilya/Irene]
Universitas Brawijaya (UB) memberikan kebijakan bebas pembayaran Iuran Pengembangan Institusi (IPI) bagi Mahasiswa Baru Difabel (Madif) yang diterima melalui jalur Seleksi Mandiri Penyandang Disabilitas (SMPD). Kepala Subdirektorat Layanan Disabilitas (SLD) Zubaidah Ningsih AS., Ph.D, Senin (12/8/2024), mengatakan kebijakan yang baru saja diberlakukan tahun ini, tidak hanya memberlakukan bebas IPI tapi bantuan biaya UKT.
“Pemerintah juga menawarkan beasiswa ADIK namun baru bisa diakses di semester satu, sehingga pimpinan UB memberi kebijakan tersebut. Ini sebagai bentuk dukungan beasiswa UB kepada mahasiswa difabel,” papar Zubaidah.
Tahun ini UB menerima 19 mahasiswa difabel, di mana 15 orang diterima melalui jalur Seleksi Mandiri Penyandang Disabilitas (SMPD), dan empat mahasiswa dari jalur SNBP dan SNBT. Mereka terdiri dari ADHD (1 orang), Tunadaksa (6 orang), Tuli (8 orang), Tunanetra (3 orang), dan Slow Learner (1 orang).
Mereka tersebar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Komputer, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Teknik, Fakultas MIPA, dan Fakultas Vokasi.
Penyematan Jas Almamater oleh Rektor UB kepada Mahasiswa Difabel
UB menerima mahasiswa difabel mulai tahun 2012. Selama perkuliahan, SLD memberikan fasilitas berupa pendampingan, dosen yang sudah dilatih untuk mengajar mahasiswa difabel, mobil kursi roda untuk mobilisasi di kampus, screen reader untuk membantu teman netra membaca buku atau materi perkuliahan, serta coaching class untuk pembelajaran intensif, melatih critical thinking, persiapan TOEFL, dan penyusunan skripsi. Terkait mental intelektual, SLD juga bekerjasama dengan Unit Konseling untuk pendampingan psikolog.
Sementara itu, pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru Universitas Brawijaya (PKKMB UB) Tahun Akademik 2024/2025 digelar selama tiga hari, Senin-Rabu (12-14/09/2024). Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, mahasiswa baru (maba) tahun ini mendapat tugas membuat video perkenalan menggunakan bahasa isyarat.
Ketua Pelaksana Rangkaian Acara Jelajah Almamater UB (RABRAW) 2024 Muhammad Zaki Ibrahim menyampaikan pemberian tugas tersebut merupakan salah satu bentuk dukungan inklusi-disabilitas di kampus.
“Kepanitiaan RABRAW tahun ini melibatkan beberapa mahasiswa difabel, dan penugasan untuk maba juga lahir dari inisiatif panitia difabel. Ini sebagai salah satu implementasi inklusivitas di kampus,” ungkap Zaki.
Zubaidah mengapresiasi keterlibatan mahasiswa difabel dalam kepanitiaan, termasuk memberi pembekalan disability awareness kepada 200 supervisor cluster.
“Saya merasa senang dengan perkembangan ini karena mahasiswa disabilitas sudah mampu berkarya bersama dengan teman-temannya diwujudkan dengan kerja sama mereka di panitia PKKMB,” kata Zubaidah.
Zubaidah menuturkan, dalam mempersiapkan PKKMB 2024, SLD mendata dan mengakumulasi kebutuhan maba difabel, seperti kebutuhan Juru Bahasa Isyarat (JBI), pendampingan, atau pengetik cepat.
“Tidak semua teman tuli bisa bahasa isyarat, sehingga kami menyediakan sembilan pengetik cepat agar maba difabel memahami materi yang disampaikan, yang dituliskan secara langsung di Google Docs. Kami juga menyediakan dua belas JBI, pendamping untuk tuna netra, pendorong kursi roda, serta pendamping untuk ADHD dan slow learner. Semua ini untuk memfasilitasi agar mahasiswa difabel tetap fokus mengikuti PKKMB,” pungkasnya. [Irene]
Prof. Dr. Muchamad Ali Safaat, S.H., M.H Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Sumber Daya menyampaikan sesi penyampaian materi pengelolaan keuangan Universitas Brawijaya di hari pertama PKKMB pada Senin (12/8/2024). Gedung Samantha Krida menjadi venue utama kegiatan tersebut dibarengi dengan live streaming di venue lain, Auditorium Universitas Brawijaya dan Gor Pertamina, serta disiarkan secara daring melalui kanal YouTube dan Zoom.
Dosen Fakultas Hukum ini memulai sesi dengan penjelasan tentang pentingnya pengelolaan keuangan dalam mendukung misi Universitas Brawijaya. Menurutnya, pendidikan tinggi di Indonesia memerlukan kerjasama antara negara dan masyarakat.
Ia menjelaskan bahwa UKT di Universitas Brawijaya diklasifikasikan menjadi delapan golongan. Untuk penggolongan dan besarannya didasarkan pada Standar Satuan Biaya Operasional Tinggi (SSBOPT) yang merinci biaya yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan Pendidikan Tinggi. Dalam variabel di dalamnya terdapat beberapa poin selain investasi dan pengembangan, antara lain Capaian Standar Nominal Pendidikan Tinggi, jenis program studi, dan indeks kemahalan suatu wilayah.
“Setiap jenis program studi pasti berbeda satu dengan lainnya. Fakultas Hukum hanya membutuhkan palu untuk labnya, berbeda hal dengan Fakultas MIPA yang membutuhkan zat kimia dalam labnya,” jelas beliau.
Dipaparkannya, Biaya Kuliah Tunggal (BKT) merupakan kebutuhan biaya yang harus dikeluarkan mahasiswa untuk dapat menyelenggarakan perkuliahan selama satu semester. Realitanya, Uang Kulian Tunggal (UKT) yang harus dibayarkan mahasiswa per semesternya tidak mencapai 100% layaknya BKT, bahkan hanya mencapai 50% dari total BKT.
“Jadi kuliah 1 semester di Ilmu Hukum sebenarnya biaya operasional BKT adalah 14 juta, tetapi sekarang UKT paling mahal di golongan 8 mencapai 7 juta,” papar WR II.
Selisih antara BKT dan UKT menjadi tantangan dalam pengelolaan keuangan universitas.
Pendanaan kebutuhan perkuliahan selama satu tahun sesuai BKT mencapai Rp.2,392 Triliyun. Sedangkan penerimaan layanan pendidikan dari UKT hanya mencapai Rp.1,064 T sehingga selisih yang harus dipenuhi adalah Rp.1,328 T. Jika menggunakan anggaran Universitas Brawijaya, berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2024 seperti dana dari APBN, usaha universitas, dan kerjasama mencapai Rp.1,800 T. Meski demikian, masih ada selisih sebesar Rp591 miliar yang perlu diatasi dengan efisiensi pengeluaran.
Untuk membantu mahasiswa yang menghadapi kesulitan finansial, Universitas Brawijaya telah meluncurkan program bantuan Sibaku (Sistem Bantuan Keuangan) dengan total bantuan mencapai Rp 80 miliar pada tahun 2023. Program ini termasuk bantuan keuangan berupa pemotongan, pengangsuran, dan peniadaan jika diperlukan dalam pembayaran UKT untuk memastikan akses pendidikan yang merata.
Prof. Ali menegaskan bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama, meskipun pendidikan tinggi tidak dapat sepenuhnya disediakan secara gratis. Ia mendorong mahasiswa untuk memanfaatkan berbagai program beasiswa dan bantuan keuangan yang tersedia untuk mendukung studi mereka. Dengan pemahaman ini, mahasiswa diharapkan dapat lebih memahami struktur dan mekanisme pengelolaan keuangan Universitas Brawijaya, serta memanfaatkan fasilitas yang ada untuk mendukung perjalanan akademis mereka.[dea/sitirahma]
Universitas Brawijaya (UB) menggelar kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2024 dengan tema “Membangun Karakter Mulia dan Inovasi Hijau Menuju Indonesia Emas.” Acara yang dilaksanakan secara hybrid ini berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 12 hingga 14 Agustus 2024.
Upacara pembukaan PKKMB di hari pertama diikuti secara luring oleh 14.821 mahasiswa baru di Lapangan Rektorat UB. Mereka disambut oleh jajaran pimpinan UB, termasuk Rektor, Wakil Rektor, Ketua Majelis Wali Amanat, Ketua Senat Akademik, Dekan Fakultas, serta para panitia PKKMB 2024.
Rektor UB, Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D., Med.Sc., dalam sambutannya mengucapkan selamat datang kepada mahasiswa baru angkatan 2024, menekankan pentingnya peran mereka dalam komunitas UB. “Selamat datang di kampus perjuangan, kampus bertaraf internasional, kampus berwawasan global, dan kampus yang memiliki nilai-nilai keberagaman nasionalisme dan religius. Saya berharap agar mahasiswa baru menghabiskan waktunya untuk belajar, sehingga kesuksesan cepat teraih dan dapat membangun karakter pribadi,” ujar Prof. Widodo.
“Habiskan waktu untuk belajar dan berorganisasi mengembangkan kapasitas diri dengan menghimpun, berkarya dan bersosialisasi dengan unit-unit aktifitas kemahasiswaan baik di tingkat universitas maupun tingkat fakultas” tambahnya.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Dr. Setiawan Noerdajasakti, SH., MH., menjelaskan bahwa PKKMB tahun ini meliputi kegiatan di tingkat universitas yang dikenal sebagai Raja Brawijaya (Rangkaian Acara Jelajah Universitas Brawijaya), serta Orientasi Pendidikan dan Kemahasiswaan (ORMAWA) di tingkat fakultas yang akan berlangsung dari 15 hingga 18 Agustus 2024. Selain itu, akan diadakan Open House Unit Kegiatan Mahasiswa pada 24-25 Agustus 2024 untuk memperkenalkan 59 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di UB.
“Mahasiswa baru yang telah melakukan registrasi dan mengikuti upacara penerimaan berjumlah 14.821 orang, terdiri dari 5.851 mahasiswa putra dan 8.970 mahasiswa putri, tersebar di 18 fakultas,” jelas Dr. Setiawan. Selain itu, UB juga menerima 15 mahasiswa dari jalur Seleksi Program Khusus Penyandang Disabilitas yang tersebar di 12 program studi.
Ketua Umum PKKMB sekaligus Direktur Direktorat Kemahasiswaan Dr. Sujarwo, SP., MP menjelaskan pada hari pertama, Setelah melaksanakan opening ceremony, sekitar 5.000 mahasiswa akan di mobilisasi menuju tiga gedung, yaitu GOR Pertamina, Auditorium, dan Samantha Krida. Sisanya sekitar 10.000-an mahasiswa akan kembali ke rumah masing-masing untuk mengikuti kegiatan secara daring. Hari berikutnya mahasiswa baru dengan kloter baru akan mengikuti kegiatan secara luring di tiga lokasi .
Ia menambahkan bahwa pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara hybrid untuk mengurangi potensi kemacetan di sekitar kampus. “Jika dilaksanakan secara luring penuh, kemacetan akan terjadi nyaris selama satu minggu penuh,” ungkapnya.
Sementara itu Muhammad Zaki Ibrahim, Kapel RABRAW 2024, menambahkan bahwa PKKMB tahun ini juga menghadirkan tema lingkungan, dengan tokoh inspiratif seperti dr. Gamal Albinsaid yang akan berbicara tentang Bank Sampah. Selain itu, acara ini juga menampilkan selebrasi perdamaian dunia dengan tema “Brawijaya Stand for Peace and Humanity,” yang mengangkat isu kebebasan Palestina.
Selain dr Gamal, pemateri yang dihadirkan adalah Prof. Oktavian dari BRIN dan Emil Dardak yang akan mengisi tentang Profil Pelajar Pancasila dan Revolusi Mental, serta Kepala Densus 88 Antoteror Irjen. Pol. Drs. Sentot Prasetyo, S.I.K. [wdd/Humas UB]
Pelayanan kesehatan di daerah seringkali menghadapi berbagai tantangan, salah satu tantangan utama adalah keterbatasan akses terhadap fasilitas kesehatan yang lengkap dan tenaga medis spesialis. Dokter umum di daerah sering menjadi garda terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat setempat. Penting bagi dokter umum untuk memiliki keterampilan yang komprehensif, termasuk kemampuan melakukan prosedur bedah minor. Dalam rangka pengabdian masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dokter umum di daerah dalam melakukan bedah minor, Ikatan Alumni Komisariat Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya bekerjasama dengan Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya menyelenggarakan Webinar dan Workshop Pelatihan Bedah Minor untuk Dokter Umum di faskes pertama di daerah khususnya alumni FKUB.
Acara ini mendapatkan respon positif dengan besarnya antusias peserta yang ingin mengikuti pelatihan bedah minor tersebut, tidak hanya dari alumni FKUB saja tetapi juga dokter umum lulusan kampus kodekteran lainnya.
Webinar dan Worksop Pelatihan Bedah Minor untuk Dokter Umum ini berfokus pada tindakan medis yang tidak memerlukan peralatan canggih atau waktu pemulihan yang panjang, namun memiliki peran vital dalam penanganan kasus-kasus darurat dan kondisi kesehatan sehari-hari. Dengan keterampilan bedah minor yang memadai, dokter umum dapat melakukan tindakan yang cepat dan tepat, mengurangi kebutuhan rujukan ke rumah sakit yang lebih besar, dan meningkatkan efisiensi serta kualitas pelayanan kesehatan di daerah.
Workshop Pelatihan Bedah Minor ini dirancang untuk membekali dokter umum dengan pengetahuan teoritis dan praktis mengenai berbagai teknik bedah minor. Pelatihan ini mencakup prosedur seperti penjahitan luka, pengangkatan benda asing, perawatan abses, dan prosedur lainnya yang sering dijumpai dalam praktik sehari-hari. Seluruh peserta didampingi secara intensif oleh instruktur yang merupakan bagian dari jajaran staff pengajar Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Bedah FKUB.
Acara berlangsung selama 3 hari dilakukan secara hybrid. Pada pertemuan pertama yaitu pada tanggal 27 Juli 2024 dilaksanakan secara online melalui zoom meeting dan tanggal 2-3 Agustus 2024 dilaksanakan secara offline di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
Pendidikan dan ekonomi sampai saat ini masih disinyalir menjadi faktor utama penyebab terjadinya pernikahan dini dan tingkat perceraian, khususnya di wilayah Kabupaten Malang, berdasarkan data tingkat pernikahan dini dan angka perceraian yang cukup tinggi di salah satu desa di wilayah kabupaten Malang yakni Desa Kendalpayak, Pakisaji.
Melihat banyaknya kondisi yang terkait dengan kasus pernikahan dini dan kasus perceraian yang cukup tinggi di desa tersebut, Departemen Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) melaksanakan serangkaian kegiatan Pengabdian Masyarakat dengan Tema “Strategi Pencegahan Pernikahan Dini melalui Pelatihan Pemanfaatan Barang Habis Pakai yang dilaksanakan pada Sabtu, (13/7) di Balai Desa Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang.
Dr.apt. Anisyah Achmad, S.Si., Sp.FRS, selaku Ketua kegiatan pengabdian masyarakat dalam wawancaranya menyampaikan, bahwa kegiatan pengmas ini merupakan salah satu upaya untuk menghindari kejadian pernikahan dini yang dampaknya sangat merugikan bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Pernikahan dini mengakibatkan putus sekolah, resiko kekerasan dalam rumah tangga, semakin tingginya beban ekonomi, terganggunya mentalitas antar pasangan bahkan perceraian. Rangkaian pelaksanaan pengmas ini juga di isi dengan edukasi agama tentang resiko yang rentan terjadi pada pernikahan dini dan perceraian, edukasi dampak kesehatan pada pernikahan dini bahkan resiko kesehatan pada kehamilan usia muda.
Selain itu, kegiatan edukasi dilanjutkan dengan memberikan pelatihan kreatif, yakni pembuatan Macrame Plant Hanger dari bahan habis pakai yaitu botol mineral 1,5 ltr yang di support oleh Tim Upload DIY Malang.
Di harapkan kegiatan ini dapat memberikan peningkatan ilmu pengetahuan, kepercayaan diri dan hubungan sosial yang baik antara remaja yang menikah dini ataupun yang sudah bercerai. Remaja Kendalpayak diharapkan mampu memanfaatkan waktu untuk berkarya positif guna pemenuhan kebutuhan sendiri, keluarga dan masyarakat. (an4nk- Humas FKUB)