SEKRETARIAT ALUMNI FKUB | Fakultas Kedokteran Brawijaya

Archives Maret 2023

UB PTN dengan Peminat Terbanyak Jalur SNBP, Kedokteran Paling Diminati

Loading

Universitas Brawijaya (UB) menerima 5.380 mahasiswa dari 26.487 pendaftar pada jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2023. Jumlah ini menjadikan UB berada pada peringkat pertama PTN dengan pendaftar terbanyak dan penerima peserta terbanyak.

Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr. Ir. Imam Santoso, M.P mengatakan, sebagai salah satu kampus besar dengan jumlah program studi yang banyak, yakni 83 program studi untuk jenjang S1 dan Diploma, UB cukup memberikan kesempatan yang lebih besar bagi calon mahasiswa.

“Tentunya dengan kualifikasi, akreditasi, dan jaminan mutu yang baik. Selain itu kondisi kota Malang yang nyaman sebagai kota pelajar dengan berbagai fasilitas dan kemudahan akses, juga menjadi daya tarik tersendiri,” ungkapnya.

Penilaian SNBP (dahulu bernama Seleksi Nasional Masuk PTN/SNMPTN) dilakukan melalui pemberian bobot minimal 50 persen untuk nilai rata-rata rapor seluruh mata pelajaran, dan maksimal 50 persen diambil dari nilai rapor dua mata pelajaran pendukung, serta prestasi akademik dan non akademik.

Program Studi dengan peminat terbanyak untuk Saintek yaitu Kedokteran (1.917 peminat), diikuti Teknik Informatika (1.281 peminat), Ilmu Keperawatan (1.201 peminat), Farmasi (1.188 peminat), dan Ilmu Gizi (966 peminat). Sedangkan untuk Soshum yakni Psikologi (1.592 peminat), Akuntansi (1.547 peminat), Manajemen (1.537 peminat), Ilmu Hukum (1.513 peminat), dan Ilmu Komunikasi (1.328 peminat).

Sementara itu program studi yang paling ketat untuk kelompok Saintek yakni Farmasi dengan keketatan 4%, diikuti Kedokteran (4%), Ilmu Keperawatan (5%), Ilmu Gizi (6%), dan Pendidikan Dokter Gigi (6%). Kekettan pada kelompok Soshum yakni Psikologi (6%), Ilmu Komunikasi (7%), Manajemen (7%), Hubungan Internasional (7%), dan Akuntansi (8%).

Pada jalur seleksi ini, UB menerima 750 peserta KIP Kuliah dari 6.798 pendaftar.

“Kami menyampaikan ucapan selamat kepada calon mahasiswa baru UB yang diterima melalui jalur SNBP.  Dan bagi para calon mahasiswa yang belum diterima jangan patah hati, masih ada beberapa jalur, baik jalur SNBT melalui tes UTBK maupun jalur Mandiri. Masih ada banyak kesempatan. Tetap semangat!” pungkas Imam Santoso.

Untuk persiapan UTBK sendiri, sebagai salah satu penyelenggara, UB telah melakukan pemetaan kelas, infrastruktur, komputer, dan jaringan, serta memastikan fasilitas dan sarana pendukung layak digunakan. [Irene]

Sumber : https://prasetya.ub.ac.id/ub-ptn-dengan-peminat-terbanyak-jalur-snbp-kedokteran-paling-diminati/

Sambut Bulan Ramadhan 1444 H : Sivitas Akademika FKUB diharapkan Pahami Posisi, Makna, dan Pesan Moral Puasa, Agar Menjadi Manusia yang Terlahir Suci Kembali

Loading

Segenap keluarga Besar Sivitas Akademika Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) berkumpul dan melaksanakan Ibadah Sholat Ashar Berjamaah dan mendengarkan Tausiyah yang kali ini mengangkat Tema: “ Memahami Posisi, Makna, dan Pesan Moral Puasa”. Kegiatan ini dilaksanakan pada Selasa (21/03/23) di Masjid Nurusy Syifa’ – FKUB.

Tradisi ini rutin dilaksanakan dalam rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan dan merupakan wujud silaturahmi dan mempersiapkan mental  segenap Sivitas Akademi FKUB untuk beribadah, bekerja dan belajar lebih baik lagi pada saat sedang menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

Dekan FKUB Dr. dr. Wisnu Barlianto, M.Si., Med., Sp. A (K)  yang berkenan hadir dalam acara ini menyampaikan, Alhamdulillah kita patut bersyukur kepada Allah SWT sehingga kita masih dipertemukan oleh Allah dalam acara menyambut Bulan Suci Ramadhan kembali.

Disampaikan oleh dr Wisnu, Tausiyah diharapkan dapat menjadi bekal untuk kita menjalankan ibadah Puasa di Bulan Ramadhan, dimana bulan ini merupakan yang penuh berkah ini harus kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya dan tentunya diharapkan mampu melaksanakan ibadah yang lebih pada bulan ini.

Mudah-mudahan dengan Silaturahmi dan Tausiyah ini, kita akan menjadi orang yang lebih semangat lagi tidak hanya dalam beribadah namun juga dalam bekerja dan belajar, dan semoga kita menjadi lebih baik lagi. Dan selaku Dekan saya memohon maaf atas segala salah dan khilaf selama ini, semoga ibadah kita akan diberikan kelancaran dan kami ucapkan Selamat menyambut Bulan Suci Ramadhan 1444 H, imbuhnya.

Drs. Khusnul Fathoni, M.Ag dalam  Tausiyahnya, menyampaikan, bahwa pada setiap akhir bulan Nisfu Sya’ban kita akan segera memasuki 1 bulan yang penuh dengan berkah, penuh dengan pahala, bulan penuh ampunan dan ada 1 keistimewaan yakni pada malam Lailatul Qadar didalamnya yakni Bulan Suci Ramadhan.

Puasa mengajarkan kita akan arti kesabaran, dimana kesabaran itu sangat sulit dikendalikan namun balasannya adalah Surga. Dengan berpuasa kita melatih lisan dan  melatih hawa nafsu kita, sebagaimana berdasarkan hadis nabi bahwa kita harus mampu memahami apa itu posisi struktur puasa dalam kultur islam dan rukun islam. Dimana puasa merupakan petunjuk dari Allah kepada Nabi yang disampaikan oleh malaikat Jibril, tegasnya.

Dalam rukun islam. Pertama adalah Syahadat, Kedua Sholat, Ketiga Puasa, Keempat Zakat dan Kelima Haji. Adapun 20 perbuatan yang dapat membatalkan Syahadat seseorang salah satunya adalah meninggalkan Sholat, Maka Sholat merupakan hal yang penting bagi umat islam sebagai tanda ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Begitupula puasa, dengan berpuasa akan meningkatkan ketaaqwaan seseorang menjadi seorang Mukmin dan Muttaqin, jelasnya.

Menurutnya, Puasa akan mendidik kita menjadi seorang yang lebih sabar, dapat mengontrol emosi, mengontrol ego, menghindarkan dari perbuatan keji dan munkar, menjauhkan kita dari perbuatan dzolim yang dapat menyakiti  hati dan perasaan orang lain.  Karena menurut imam Ghozali sifat kebinatangan seorang manusia adalah apabila tidak mau menjalankan puasa, maka akan muncul sifat dari manusia itu kejam, dzolim dan lebih jelek dari pada makhluk yang lainnya, imbuhnya.

Oleh karena itu, semoga sedikit hal  yang telah saya sampaikan tadi dapat menjadikan kita lebih baik lagi, dan menghormati sesama, dan semoga ibadah kita dibulan ramadhan yakna akan dimulai pada lusa senantiasa diberikan kelancaran dan diterima oleh Allah SWT.  (An4nk – Humas FKUB)

Sumber : http://www.fk.ub.ac.id/sambut-bulan-ramadhan-1444-h-sivitas-akademika-fkub-diharapkan-pahami-posisi-makna-dan-pesan-moral-puasa-agar-menjadi-manusia-yang-terlahir-suci-kembali/

FKUB Dinobatkan Sebagai Juara Umum III dalam LP2PKM UB 2023

Loading

Prestasi membanggakan kembali di raih oleh kontingen mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB),  setelah dinobatkan sebagai Juara Umum III pada acara Malam Inagurasi atau puncak acara kegiatan Lomba Penulisan Proposal Program Kreativitas Mahasiswa (LP2PKM UB) 2023, yang dilaksanakan di Gedung Samantha Krida UB pada hari Minggu, tanggal 19 Maret 2023.

Adapun Juara Umum I diraih oleh Fakultas Pertanian dan Juara Umum II diraih oleh Fakultas MIPA. Pada event ini, Fakultas Kedokteran berhasil memperoleh prestasi dan perolehan medali sebagai berikut: 1 -medali emas & 1 medali perak PKM Karsa Cipta, 1- medali emas PKM Gagasan Futuristik Tertulis, 1- medali perak PKM Riset Sosio Humaniora, 1 – medali perunggu PKM Penerapan Iptek, 1 – medali perunggu PKM Riset Eksakta dan 1 – juara favorit PKM Kewirausahaan.

dr. Thareq Barasabha, S.Ked., MT selaku ketua kontingen FK UB dalam wawancaranya menyampaikan bahwa tahun ini perolehan FKUB sama seperti tahun lalu yaitu mendapatkan juara III, meskipun mahasiswa baru dari jurusan Keperawatan dan Gizi sudah terpisah menjadi kontingen Fikes UB. Winning rate proposal FK sebenarnya sangat tinggi, namun perlu ada peningkatan minat serta kuantitas dari jumlah tim PKM Maba untuk melanjutkan ke ajang LP2PKM, pungkasnya.

Pada kesempatan yang sama dr. Eriko Prawestiningtyas, Sp.F selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kewirausahaan Mahasiswa FKUB juga menyampaikan, kami ucapkan selamat kepada  kontingen delegasi FKUB, atas pencapaian awal yang luar biasa ditorehkan oleh Mahasiwa Baru (Maba) 2022.

Hal ini bukan sebagai akhir kompetisi, melainkan justru ini sebagai awal dan merupakan batu pijakan untuk lebih maju dan semakin memotivasi untuk mengikuti kompetisi serupa Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), baik level nasional maupun internasional.

Kami berharap tahun depan kontingen LP2PKM bisa meraih perolehan medali yang lebih banyak dan meraih juara umum LP2PKM 2023 dan selamat tetap harus berkarya dan berinovasi untuk semua mahasiswa FKUB. (An4nk – Humas FKUB)

Sumber : http://www.fk.ub.ac.id/fkub-dinobatkan-sebagai-juara-umum-iii-dalam-lp2pkm-ub-2023/

PS PDS Radiologi Mendapat Kesempatan Residen Clinical Rotation di Malaysia

Loading

Sebanyak 14 orang Residen/PPDS dari Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis (PS – PDS) Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) melaksanakan clinical rotation/ stase dan belajar tentang teknologi nuklir serta tata laksana penanganan pasien di dua Perguruan Tinggi terkemuka di Negeri Jiran Malaysia.

Keempat belas (14) PPDS Radiologi ( dalam 7 bulan)  sejak bulan September 2022  dikirim untuk belajar selama kurang lebih 1 bulan di 2 kampus terkemuka yakni Universiti Putera Malaysia (UPM) dan Universitas Kebangkitan Malaysia (UKM).

Prof. Dr. dr. Yuyun Yueniwati P.W. M. Kes., Sp. Rad (K) saat diwawancarai menjelaskan bahwa kegiatan kolaborasi ini merupakan wujud dari kerjasama  dan memiliki Mou dan MoA yang dilaksanakan Universitas Brawijaya dan FK dengan UPM dan UKM sejak tahun 2020 .

“Ini adalah salah satu aplikasi dari kerjasama ini kita mengirimkan PPDS untuk stase disana selama 1 bulan dan sampai saat ini kami sudah mengirimkan 14 orang ppds selama 7 bulan terakhir (sejak September 2022),” kata Prof Yuyun.

Ditambahkan oleh Guru Besar yang pernah menjabat sebagai WD 3 FKUB ini dan saat ini juga sedang menjabat sebagai Dekan FKIK UIN Maulana Malik sama seperti yang disampaikan WR IV Universitas Brawijaya pada Raker Fakultas Kedokteran kemarin, FK ingin memberikan atmosfer pendidkikan di luar negeri.

“Diharapkan para PPDS kita selain mendapatkan ilmu juga dapat melihat  bagaimana Radiolog disana itu bekerja, bagaimana kehidupan dan hubungan antara dokter dengan pasien disana, sehingga nantinya ilmu yang telah di dapatkan bisa diaplikasikan dalam bekerja,”katanya.

Pada kesempatan yang sama, 2 orang perwakilan PPDS Radiologi yang telah dikirim ke 2 Universitas mengaku bersyukur dan bangga atas kesempatan yang mungkin tidak didapatkan oleh semua PPDS pada Prodi atau universitas lain untuk belajar hal baru, ilmu baru dan kultur yang cukup berbeda dengan kultur di Indonesia.

“Kami belajar banyak hal, dimana ini adalah pengalaman pertama saya terbang keluar negeri dan saya tidak pernah membanyangkan awalnya saya berkesempatan belajar teknologi nuklir untuk kesehatan dalam penanganan dan diagnosa stroke di Malaysia,”ungkap dr Wisniardhy yang merupakan alumni dari FKUB tahun 2013 ini.

dr.Wisni menambahkan, dia dikirim di Universiti Putera Malaysia ( di Hospital Pengajar UPM ) dibagian Radiologi.

“Disana saya belajar tentang nuklir PET CT. Dalam pengalamannya saya melihat Radiologi Nuklir dengan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk pembuatan atom dan radio nuklir karena disana dekat dengan pusat radio nuklir tentunya akan mempermudah dalam transfer, sementara di di Malang karena jarak tempuh dengan pusat nuklir cukup jauh maka akan mengurangi masa transfernya selain resiko waktu paruhnya akan cepat habis,”katanya.

Fasilitas Radiologi Intervensi disana sangat berbeda, disana adalah pusat stroke (neuro) MRI yang buka 24 jam , karena kasus akut tidak bisa dilihat dari CT Scan . Penangangan kasus stroke disana sangat cepat apakah kasus sumbatan atau kasus pendarahan dengan cepat akan dilaksanakan penanganan Trombektomi.

Teknologi Nuklir dalam penanganan Stroke dalam kasus yang terjadwal dalam 1 hari , dan tingkat kesadaran masyarakat nya untuk memeriksakan diri sangat tinggi.

“Saya merasa ini menyenangkan dan orangnya sangat welcome mereka bersedia dengan senang hati memberikan ilmu nya. Saya berharap kedepan kegiatan ini semoga tetap menjalin  kerjasama yang baik. Karena belajar disana tidak bisa didapatkan dibagian lain, atau mungkin bisa menjalin kerjasama lebih luas lagi agar junior kita nantinya bisa mendapatkan ilmu yang lebih luas lagi,”katanya.

Sementara itu, Ike Sulistyowati menyebut dia mendapat kesempatan belajar di UKM selama 1 bulan untuk penanganan seperti MRI CT, Mammography dan Floroscopi.

“Bedanya disana saya belajar Proctogram itu pemeriksaan floroscopi untuk menilai detoksikasi pada otot dan UKM adalah rujukan yang melaksanakan hal tersebut,”katanya.

Dia menambahkan, untuk angiografi masuk kedalam Radiologi intervensi, disana kasusnya sangat komplek yang dimana disini dilaksanakan oleh teman sejawat disana dilakukan oleh radiologi intervensi, dan sangat sibuk contohnya pemasangan cateter dan line line juga.

“Kalau pasien dengan kondisi edema (bengkak) kalau dibagian lain tidak bisa melakukan pemasangan disana dikirimkan ke radiologi intervensi dengan guiding USG,”katanya.

Kesadaran  kesehatan dari masyarakat di Malaysia sangat baik. Jika ada anggota keluarga yang terkena kanker maka seluruh anggota keluarganya dengan sadar akan periksa mamografi.

Disana Malaysia multi etnis sehingga bisa mendapat ilmu dalam berinteraksi dengan karakter pasien yang berbeda lebih professional antara dokter dengan pasien.

“Kami berharap beberapa ilmu bisa diterapkan seperti guiding, dan bisa dilanjutkan lagi buat adik –adik kami,. Belajar dari orang besar disana yang bisa diambil ilmu dan pengalamannya dan mereka sangat baik,” katanya. (An4nk_Humas FKUB/Humas UB)

Sumber : https://prasetya.ub.ac.id/ps-pds-radiologi-mendapat-kesempatan-residen-clinical-rotation-di-malaysia/

Mahasiswa FK Raih Prestasi Gemilang di Ajang Internasional pada SIMPIC 2023

Loading

Kerja keras dari para mahasiswa dan dosen pembimbing di Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) kembali membuahkan hasil di ajang internasional. Torehan prestasi dari tim delegasi FK UB ini berhasil membawa pulang juara 2nd Runner Up, serta Medali Perak dan Bronze pada kompetisi internasional Siriraj International Microbiology, Parasitology, and Immunology Competition (SIMPIC) 2023 yang digelar pada (2/3-5/3/2023) oleh Faculty of Medicine Siriraj Hospital, Mahidol University, Bangkok Thailand.

SIMPIC 2023 mengadakan kompetisi luring untuk pertama kali setelah tiga tahun sebelumnya dilaksanakan secara daring karena pandemic COVID-19. Tahun ini, SIMPIC 2023 diikuti oleh 50 tim yang berasal dari 9 negara di Asia, termasuk Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Taiwan, Cina, dan Bangladesh. Rangkaian kompetisi ini terdiri dari Qualifying Round, Second Round, Solar System (Semifinal), dan Final Round.

Dalam kompetisi tahun ini, FK UB mengirimkan 12 delegasi yang terbagi ke dalam 3 tim. Para delegasi tersebut adalah:

Grup A:

  1. Sebastian Emmanuel Willyanto
  2. Yohanes Audric Alimsjah
  3. Ni Nyoman Triana Widhiastuti
  4. Sarah Ann Boswell

Grup B:

  1. Athalia Celine Tjendra
  2. Michelle Antonia Herryanto
  3. Syayida Roisatus Zahiro
  4. Qanitha Ailsya Rayhanna

Grup C:

  1. Gustav Dasa Sitompul
  2. Qonita Qurani
  3. Jeremy Alvaro Christabel
  4. Krisanto Tanjaya

Persiapan untuk perlombaan ini telah dimulai sejak awal Desember 2022, yang dimulai dengan seleksi dan penjaringan mahasiswa yang didukung dan difasilitasi oleh Asian Medical Student Asscociation (AMSA) FK UB. Setelah itu, mahasiswa yang terpilih dan lolos seleksi menjalani pembimbingan intensif dengan dukungan dan pendampingan dosen pembimbing dari bidang Mikrobiologi (dr. Siwipeni Irmawanti Rahayu, M.Biomed, Sp.MK, dr. Yuanita Mulyastuti, M.Si., dan dr. Andrew William Tulle, M.Sc.), Parasitologi (dr. Aulia Rahmi Pawestri, Ph.D. dan Dr. Nuning Winaris, M.Sc.), serta Imunologi (dr. Perdana Aditya Rahman, Sp.PD-KR, dr. Mirza Zaka Pratama, M.Biomed., Sp.PD, dan Dr. dr. Cesarius Singgih Wahono, SpPD-KR).

Untuk membiasakan calon peserta  mengerjakan dan menjawab soal, rangkaian pembimbingan SIMPIC di FK UB diakhiri acara simulasi dengan menyeleggarakan babak-babak yang mirip dengan rangkaian perlombaan SIMPIC.

Usaha keras para mahasiswa dan dosen pembimbing membuahkan hasil karena ketiga tim delegasi FKUB berhasil lolos ke babak semifinal, setalah berhasil menyisihkan 30 tim lainnya. Setelah melewati empat putaran babak semifinal, satu tim FKUB yang beranggotakan Gustav, Krisanto, Jeremy, dan Qonita berhasil lolos ke babak final dan berjuang melawan 4 tim lain dari Thailand (Khon Khaen University dan Chiang Mai University) dan Indonesia (Universitas Airlangga and Universitas Lambung Mangkurat).

Setelah melewati babak final yang menegangkan, tim Gustav dkk berhasil meraih 2nd Runner Up pada ajang ini, sementara Juara 1 diraih oleh tim dari Khon Khaen University, Thailand, dan 1st Runner Up oleh tim dari Universitas Airlangga, Indonesia. Selain itu, pada kesempatan yang sama, dua orang delegasi FKUB juga berhasil membawa pulang medali untuk prestasi individu untuk nilai tertinggi dalam babak Qualifying Round, berupa Medali Silver untuk Gustav Dasa Sitompul dan Medali Bronze untuk Syadida Roisatus Zahiro.

Saat diwawancarai oleh Humas FKUB, dr. Aulia Rahmi Pawestri, Ph.D., selaku salah satu dosen pembimbing yang turut mendampingi delegasi FKUB di Thailand, menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para dosen pembimbing yang telah memberikan pendampingan dan pelatihan, adik-adik delegasi yang telah memberikan usaha terbaik dan maksimal, serta panitia dari AMSA FKUB yang telah mefasilitasi rangkaian seleksi dan pembimbingan SIMPIC FKUB. Prestasi ini juga terwujud atas dukungan jajaran pimpinan FKUB, terutama dr. Eriko Prawestiningtyas, Sp.F selaku Wakil Dekan di Bidang Kemahasiswaan dan dr. Triwahju Astuti,M.Kes., Sp.P(K) selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter FKUB, atas bantuan terkait keberangkatan para delegasi dan dosen pendamping.

Saat ditanya mengenai kesan, tips, dan persiapan para delegasi, dr Aulia menyampaikan bahwa ajang ini bisa diikuti oleh seluruh mahasiswa FKUB yang memiliki minat di bidang kedokteran tropis dan imunologi. “Kami sangat bangga terhadap para delegasi FKUB yang telah memberikan usaha terbaik mereka dan berharap mereka mendapat pengalaman yang berharga dan senang selama mengikuti rangkaian kegiatan ini. Kami juga berharap, prestasi tahun ini dapat memberi motivasi kepada mahasiswa FKUB, terutama dengan minat di bidang Infeksi Tropis, untuk meningkatkan kemampuannya, serta memotivasi para dosen pembimbing untuk meningkatkan proses pendampingan dan pelatihan untuk meraih prestasi yang semakin baik pada tahun-tahun mendatang.“ (An4nk – Humas FKUB)

Pengmas Dosen FK-UB: Bijak Penggunaan Antibiotik untuk Kendalikan Resistensi Antimikroba

Loading

Enam Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK-UB) mengadakan Pengabdian kepada Masyarakat terkait pengendalian resistensi antimikroba di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di Kabupaten Blitar. Mereka adalah dosen dari Departemen Keilmuan Mikrobiologi Klinik FK-UB, yakni dr. Dewi Santosaningsih, Sp.MK., M.Kes., Ph.D, dr. Yuanita Mulyastuti, M.Si, dr. Siwipeni Irmawanti Rahayu, Sp.MK, M.Biomed, dan dr. Etty Fitria Ruliatna, Sp.MK (K), dr Dewi Retnoningsih, SpMK, dan dr Rendra Bramanthi, SpMK(K). Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis Mikrobiolodi Klinik FK-UB.

Ketua Tim Pengabdian kepada Masyarakat dr. Dewi Santosaningsih, Sp.MK., M.Kes., Ph.D menyampaikan, resistensi antimikroba diakui sebagai masalah kesehatan global, sehingga kapasitas tenaga kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Faskes) Tingkat Pertama dalam pengendalian resistensi antimikroba merupakan hal yang sangat penting.

“Menurut hasil survey tahun 2019, pengetahuan tenaga kesehatan di PUSKESMAS di Kabupaten Blitar tentang penggunaan antibiotik masih harus ditingkatkan dengan strategi yang lebih baik. Untuk itu kami melakukan pengabdian masyarakat di sini dengan mengundang perwakilan tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter, dokter gigi, apoteker, dan farmasi,” jelas Dewi Santosaningsih.

Kegiatan yang dilakukan berupa peningkatan kapasitas tenaga kesehatan di PUSKESMAS di bulan Oktober 2022, meliputi lima topik pelatihan yaitu Problem Resistensi Antimikroba di Dunia, Antibiotik dan Mekanisme Kerjanya, Mekanisme Resistensi Antibiotik, Penggunaan Antibiotik Empirik di Fasilitas Layanan Kesehatan Primer, dan Pencegahan Transmisi Bakteri Resisten Antibiotik. Metode yang dilakukan melalui diskusi interaktif dan praktik melakukan cuci tangan sesuai standar WHO serta praktik menggunakan alat pelindung diri.

Hasil analisis pengetahuan peserta pelatihan pada sebelum dan sesudah pelatihan menunjukkan peningkatan skor yang signifikan. Peserta memiliki pengetahuan lebih baik mengenai definisi antibiotik, faktor pertimbangan pemilihan jenis dan dosis antibiotik empirik, dan momen melakukan hand hygiene sesuai standar WHO.

“Program pelatihan berbasis modul ini kami simpulkan dapat meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan di Puskesmas di kabupaten Blitar dalam pengendalian resistensi antimikroba. Namun perlu adanya program pelatihan berkelanjutan agar dapat berjalan jangka panjang,” ungkap Dewi Santosaningsih.

Monitoring implementasi pelatihan dilakukan dengan mengirimkan link survey Google form kepada perwakilan Puskesmas yang hadir untuk mengetahui kendala yang dialami dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antibiotik di Puskesmas di Kabupaten Blitar. [Irene]

Sumber : https://prasetya.ub.ac.id/pengmas-dosen-fk-ub-bijak-penggunaan-antibiotik-untuk-kendalikan-resistensi-antimikroba/

Micro Be Mate, Alat Deteksi Dini TBC yang Raih Medali Emas

Loading

Tuberkolosis masih menjadi momok bagi kesehatan di Indonesia. Berdsarkan data yang dirilis oleh Global TB Report di tahun 2021 di laman resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, diperkirakan ada 824.000 kasus TBC di Indonesia, namun pasien yang berhasil ditemukan, diobati dan dilaporkan hanya 48 persen atau sekitar 393.323 orang.

Inilah yang menjadi latar belakang lima mahasiswa lintas fakultas dalam membuat alat diagnosis penyakit Tuberkolosis secara dini. Kolaborasi antara Fakultas Kedokteran, Fakultas Teknik dan Fakultas MIPA ini Bernama Micro Be Mate, yang memanfaatkan flouroessence scanning microscopy dan terintegrasi Interet of Things dan machine learning.

Micro Be Mate digagas oleh Nasim Amar (Kedokteran 2020), M. Romadhoni Prabowo (Teknik Elektro 2020), Qurrotul Ayun (Biologi 2020), Stephania Angelica (Teknik Elektro 2022), dan Krisna Seiya Ekiawan (Teknik Elektro 2022), dibawah bimbingan Ir. Nurussa’adah, M.T, dr Thareq Barasabha, M.T, dan dr. Dewi Santosaningsih, SpMK, M.Kes, PhD.

Menurut Nasim, alat ini untuk menunjang pemeriksaan TBC. “Salah satu kunci keberhasilan penanggulangan tuberkulosis terletak pada kemampuan deteksi. Semakin dini deteksi TBC dapat dilakukan, maka semakin baik pula penanganan yang diberikan”, tegasnya.

Micro Be Mate bekerja berdasarkan riak pasien TBC yang diberi pewarna. “Pewarnaan yang digunakan adalah fluorokrom auramine, kemudian diamati dengan Fluorescence Confocal Laser Scanning Microscopy. Maka bakteri Mycobacterium tuberculosis akan tampak berwarna hijau cerah dan terlihat secara 3 dimensi. Selain itu juga bentuknya portable sehingga bisa digunakan di Puskesmas dan pengujiannya jg lebih cepat dan murah”, imbuhnya.

Melalui Micro Be Mate, diharapkan dapat membantu masyarakat dan tenaga kesehatan agar lebih mudah dalam pemeriksaan deteksi dini tuberkolosis. Inovasi ini berhasil meraih Medali Emas dalam bidang life science di ajang IYSA Special Award Youth National Science Fair (YNSF) yang diadakan di Bali, pada Minggu (12 /3/2023) lalu. (anang/HumasUB)

Sumber : https://prasetya.ub.ac.id/micro-be-mate-alat-deteksi-dini-tbc-yang-raih-medali-emas/

Kampanye Eliminasi Kusta, Dosen FK UB Beri Edukasi Melalui Komik

Loading

Indonesia merupakan negara diurutan ketiga dengan jumlah kasus kusta terbanyak di dunia. Secara nasional, Indonesia telah mencapai eliminasi kasus kusta di tahun 2010. Eliminasi yang dimaksud ialah jumlah kasus kusta kurang dari 1 per/ 10.000 penduduk. Namun, riset yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan di tahun 2022 menyatakan masih ada 6 propinsi yang belum mencapai eliminasi.

Kolaborasi antar kampus melalui KATAMATAKU di Ambon

Beberapa Provinsi yang belum mencapai eliminasi yaitu Minahasa, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat, dimana Provinsi Maluku masih memiliki kasus 2,8 per 10.000 penduduk. Berlatar belakang permasalahan tersebut, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya berkolaborasi dengan beberapa universitas lain di Indonesia dalam upaya menurunkan stigma kasus Kusta, di Ambon, Maluku. Tim yang terdiri atas Dr. dr. Dhelya Widasmara, Sp. KK(K). FINSDV, FAADV, Dr. dr. Ni Wayan Eka Ciptasari, Sp.KK. FISNDV, dr. Marina Ramadani, Sp.KK., dr. M. Ayyub Arachman, M.Ked.Klin., Sp.DV dan dr. Rully Setia Agus Dimawan, Sp.KK. FINSDV, FAADV ini berada di Ambon dalam rangka Program Sehat untuk Penderita Kusta di Maluku, kolaborasi antara Kelompok Studi Dermatologi Sosial Indonesia dan KATAMATAKU Universitas Indonesia.

“Kami berupaya mengedukasi untuk membuang stigma dibiasakan dari kecil agar mereka paham dan sadar pengetahuan tentang Kusta. Pemilihan dusun Latuhalat sebagai tujuan karena di daerah ini masih banyak kasus kusta dengan permasalahan stigma yang sangat besar”, ujar Dr. dr. Dhelya Widasmara, Sp. KK. FINSDV, FAADV.

Stigma kusta, imbuh perempuan yang akrab dipanggil Lala ini, merupakan salah satu factor penyebab belum tercapainya eliminiasi di Indonesia. “Meski upaya penurunan stigma ini sudah lama dilakukan, namun belum memberikan hasil yang memuaskan”, ujarnya.

Bentuk edukasi tim yang ditugaskan oleh Dr. dr M. Yulianto Listiawan Sp. KK. FINSDV, FAADV., selaku Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia ini adalah dengan memberikan edukasi kepada siswa sekolah. “Dimulai dari siswa SD, dengan media edukasi berupa Komik Bunga dan Langit Si Dokter Cilik volume 1, yang temanya sendiri juga tentang edukasi mengenai kusta dan dampak stigmanya terhadap penderita. Selain itu juga ada bakti sosial yang dilakukan di Universitas Patimura”, ujar Lala.

Edukasi melalui series komik Bunga dan Langit

“Saya mencoba membagikan komik menarik dan  bergambar kepada anak-anak usia SD disana, setelah mereka kami beri kesempatan membaca dan memahami apa itu Kusta?, kemudian saya cobauntuk  mewawancarai  sekitar 10 anak dikelas tersebut. Luar biasanya gagasan dengan membagikan komik yang kami lakukan mendapat feedback yang bagus dimana mereka bisa memahami, mengetahui dan  menjelaskan kalau ternyata penyakit ini ada disekitar tempat mereka tinggal”, ungkapnya.

Melalui kolaborasi ini, diharapkan dapat mengurangi stigma kusta di masyarakat. “Selain itu, melalui program ini juga dapat membantu program pengendalian kusta yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia”, pungkas dosen sekaligus Ketua Kelompok Studi Dermatologi Sosial Indonesia ini. (anang/VQ)

Sumber : https://prasetya.ub.ac.id/kampanye-eliminasi-kusta-dosen-fk-ub-beri-edukasi-melalui-komik/

Ciptakan Inovasi Deteksi Kanker Gaster: AG-ex (Advanced Gastric Cancer Smart Endoscopy Based Detector) Sabet Medali Emas di Ajang KTI Internasional

Loading

(Advanced Gastric Cancer Smart Endoscopy Based Detector) sebuah inovasi deteksi Kanker Gaster dari mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya,  Sabet Medali Emas dalam bidang Innovation science di ajang Youth International Science Fair yang dilaksanakan di Bali, pada Minggu, 12 Maret 2023 kemarin.

Prestasi yang patut dibanggakan ini, kembali diukir 3 orang mahasiswa yang berkolaborasi lintas Fakultas dimana tim ini beranggotakan  Dhaffin Rayhzan Ferdian (PS Kedokteran/ 2022), Nur Farid Fadjar (Teknik Elektro Universitas Brawijaya/202) dan Andreas Sober Sinaga (Teknik Elektro Universitas Brawijaya/2021) dibawah bimbingan dosen Teknik Prof. Dr. Ir. Rini Nur Hasanah, ST., M. Sc., IPM.

Dhaffin menyampaikan bahwa, AG-ex (Advanced Gastric Cancer Smart Endoscopy Based Detector) sendiri merupakan sebuah inovasi endoskopi GIT (Gastrointestinal Tract) yang dapat mendeteksi sel kanker gaster dengan bantuan Internet of Things serta implementasi Artificial Intelligence menggunakan metode Machine learning dengan prinsip deep learning, tegasnya.

Menurutnya, Alat ini diciptakan  untuk mengetahui  dysplasia ataupun sel-sel abnormal yang ada di dalam lumen lambung. Dengan bantuan Fiber Optic, pengambilan citra dapat diambil yang kemudian dilanjutkan proses segmentasi citra.

Lebih lanjut mahasiswa Kedokteran FKUB ini menambahkan, Kami berharap, inovasi ini dapat segera diimplementasikan di masyarakat di masa yang akan datang. Selain itu, inovasi ini juga mendapatkan penghargaan serta undangan sebagai delegasi Indonesia oleh pemerintah Tunisia pada tahun 2024 mendatang, harapnya (An4nk – Humas FKUB)

Sumber : http://www.fk.ub.ac.id/ciptakan-inovasi-deteksi-kanker-gaster-ag-ex-advanced-gastric-cancer-smart-endoscopy-based-detector-sabet-medali-emas-di-ajang-kti-internasional/

Sosialisasi PPUK: Melalui PPUK – FKUB Berkomitmen, Dukung Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis Untuk Pemenuhan dan Pemerataan Pelayanan Spesialistik di Daerah

Loading

Departemen Kedokteran Spesialis dan Sub Spesialis FKUB pada Kamis (9/3/23), menyelenggarakan kegiatan secara daring, “Sosialisasi Program Penerimaan Utusan Khusus (PPUK)” dengan sasaran para Pejabat Instansi Daerah dilingkungan Provinsi, Kabupaten/Kota, BUMN (yang bekerjasama/Mitra FKUB) serta bagi  Para Calon Peserta Didik (PPUK) Pada 19 Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis di FKUB.

Dekan FKUB, Dr. dr. Wisnu Barlianto, M.Si., Med. Sp.A (K) dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan dalam rangka memberikan materi dan pengenalan tentang bagaimana dan seperti apa sistem Program PPUK yang diberikan khusus bagi putra putri daerah yang telah mengabdi kepada pemerintah daerah atau instansi pemerintah yang akan mengikuti seleksi dan kesempatan melanjutkan pendidikan kedokteran spesialis di FKUB.

Selain itu, kegiatan ini merupakan wujud komitmen FKUB dalam mendukung penuh upaya pemerintah untuk pemerataan pelayanan kesehatan secara nasional melalui percepatan dan produksi dokter spesialis khususnya pelayanan kesehatan spesialistik di wilayah pelosok negeri, sebagaimana program yang telah dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) selain Wajib Kerja Dokter Spesialis di daerah atau pelosok terpencil diseluruh wilayah Indonesia, ungkapnya.

Ditambahkan oleh dr. Wisnu, program ini merupakan peran kami dalam menjawab tantangan akan kebutuhan pelayanan spesialistik bagi negeri, FKUB  terus berkomitmen dalam mendukung penuh dalam proses percepatan produksi dokter spesialis tersebut  dengan Program Penerimaan Utusan Khusus (PPUK) dengan jalur kerjasama bagi putra putri daerah melalui Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah, Instansi Pemerintah dan BUMN/ BUMD  yang bekerja sama dengan FKUB.

Pada kesempatan yang sama dr. Herwinda Brahmanti, M.Sc., Sp. KK (K) selaku Ketua Tim PPUK FKUB dalam sosialisasi ini menyampaikan bahwa, dasar pelaksanaan program PPUK ini adalah sebagaimana telah dituangkan dalam Peraturan Rektor UB (Pertor) No. 67 Tahun 2020, tentang Penerimaan Peserta Didik Utusan Khusus pada Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis,  yang telah dimulai sejak januari tahun 2021 ( sudah 5 Periode/ per Januari 2023).

Untuk periode ini, Departemen Pendidikan Dokter Spesialis dan Sub Spesialis FKUB telah menerima sebanyak 52 orang peserta didik/ mahasiswa yang tersebar di 19 Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis FKUB. Dengan Jumlah peminat pada januari 2021 (25 orang), Juli 2021 (44 orang), Januari 2022 (59 orang), Juli 2022 (37 orang) dan Januari 2023 (57 orang), katanya.

Ditambahkan dokter yang pernah menjabat sebagai Kaprodi PDS Dermatologi dan Vinerologi FKUB ini bahwa, program ini dikhususkan bagi putra daerah yang  merupakan peserta seleksi kiriman dari Instansi Pemerintah, BUMN/Pemda dengan persyaratan sebagai berikut : adanya surat permohonan dari Pemda/BUMN kepada Dekan FKUB, dibiayai penuh oleh instansi dan adanya pernyataan tertulis akan mengabdi dan berkenan kembali ke instansi asal setelah menyelesaikan pendidikan, berumur maksimal 40 tahun per tanggal mulai pendidikan, dengan IPK S. Ked dan Profesi Minimal 2.50 ( untuk Fakultas Kedokteran dengan akreditasi A) dan Minimal mempunyai IPK 2.75 (untuk Fakultas Kedokteran dengan akreditasi B). (An4nk – Humas FKUB)

Sumber : http://www.fk.ub.ac.id/sosialisasi-ppuk-melalui-ppuk-fkub-berkomitmen-dukung-pemerintah-percepat-produksi-dokter-spesialis-untuk-pemenuhan-dan-pemerataan-pelayanan-spesialistik-di-daerah/