SEKRETARIAT ALUMNI FKUB | Fakultas Kedokteran Brawijaya

Marak Kasus Gagal Ginjal pada Anak, Dosen FK UB Ajak Masyarakat Tidak Panik dan Waspada

Loading

Merebaknya kasus gagal ginjal akut pada anak beberapa waktu belakangan ini merisaukan banyak orang tua. Kasus ini mulai terdeteksi sejak bulan Agustus hingga saat ini. Merespon kejadian tersebut, Dr. Astrid Kristina Kardani, M.Biomed, Sp.A(K) dan DR. Dr. Krisni Subandiyah, Sp.A(K), dua dosen Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya bidang Nefrologi Anak mengajak masyarakat untuk tetap waspada namun jangan panik.

Pasien Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal atau disebut GGAPA, menurut Krisni, memang membuat panik. Namun ia berharap masyarakat tetap waspada. “Pasien GGAPA mayoritas umur terbanyak dari usia 2-5 tahun, kebanyakan datang dengan demam, batuk, pilek, muntah, nyeri perut dan diare”, jelasnya.

Gangguan ginjal akut bukan hal yang baru di bidang penyakit ginjal anak, menurut Astrid, akan tetapi yang bersifat atipikal (tidak diketahui penyebabnya) trennya meningkat sejak bulan Agustus 2022. “Tren yang terjadi dua hingga tiga bulan terakhir, dari kasus yang sering ditangani, 24 persen penyebabnya masih atipikal (misterius). Jika dikaitkan dengan konsumsi obat-obatan atau makanan tidak sehat, hal ini juga sering disampaikan. Namun kasus ini tidak biasa, penyebabnya belum diketahui. Kalau biasanya ada kelainan di ginjal, kelainan dehidrasi, atau kanker, tapi ini semua sudah disingkirkan. Investigasi sudah dilakukan untuk mencari penyebabnya. “Masyarakat tidak usah panik, namun tetap waspada”, ujar konsultan ginjal anak ini.

Orang tua memegang peranan penting dalam pemantauan kesehatan ini. “Ginjal adalah organ yang sangat suka dengan air, sehingga wajib minum air putih yang cukup sesuai usia dan berat badan, hindari makanan yang membebani ginjal seperti pemanis, pengawet, MSG, olahraga yang sesuai dengan usia anak, dan hindari juga konsumsi makanan yang terlalu asin. Tetap waspada namun sekali lagi, jangan panik”, pungkasnya.

GGAPA imbuh Krisni merupakan penurunan fungsi ginjal secara cepat. “Penyakit ini ditandai penurunan atau tidak adanya urin yang di produksi. Jika di lab, akan nampak peningkatan urea kreatinin. Disebut atipikal juga karena masih belum diketahui pasti penyebabnya apa. Bisa karena infeksi virus, bakteri atau penyebab lain”, terangnya.

Astrid menambahkan durasi dari gejala awal seperti demam, batuk, pilek hingga berkurangnya atau tidak munculnya urin sama sekali sekitar 4-7 hari. Durasi pengobatan juga tergantung pada respon tubuh terhadap terapi yang diterima. Dalam kondisi tertentu, pasien akan diberikan terapi hemodialisis (cuci darah) untuk membantu mengembalikan fungsi ginjal.

Kondisi akut yang tertangani dengan baik dapat mempercepat pemulihan pasien. Fungsi ginjal dapat terganggu jika ada hambatan dalam peredaran darah. Konsumsi air putih  sesuai kebutuhan dan memperhatikan kandungan dalam makanan yang dikonsumsi juga penting dalam menjaga kesehatan ginjal. (vQ)

Sumber : https://prasetya.ub.ac.id/marak-kasus-gagal-ginjal-pada-anak-dosen-fk-ub-ajak-masyarakat-tidak-panik-dan-waspada/

 

Tim Pengmas Farmasi UB Beri Edukasi Bahan Tambahan Pangan

Loading

Tim Dosen Departemen Farmasi, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) mengadakan “Penyuluhan Bahan Tambahan Makanan Pengawet dan Pewarna dalam Makanan pada Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kecamatan Singosari”, pertengahan September (10-17/09/2022) di tiga lokasi SMP antara lain, SMPN 1, SMPN 2 Singosari dan SMP Islam Bani Hasyim, sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.

Kelompok pengabdian ini diketuai oleh apt. Bachtiar Rifai Pratita Ihsan, S. Farm., M. Farm, dengan anggota kelompok 4 dosen yaitu Dr. apt. Valentina Yurina, M.Si., Dr. Anggita Rosiana Putri, S.Si., apt. Oktavia Eka Puspita, M.Sc. dan 4 mahasiswa.Program Studi Sarjana Farmasi FKUB yaitu Kevin Awidarta, M. Bachrul Ulum, Varna Amalia Nabilah dan Intan Khaerunisa.

Kegiatan pertama dilaksanakan pada Sabtu (10/09/2022) di SMPN 1 Singosari, dengan didampingi oleh Humas SMPN 1 Singosari, Ari Susilo, S.Pd serta wali kelas dan diikuti oleh siswa kelas 8. Sebelum pemaparan terkait bahan tambahan makanan dimulai, siswa diminta untuk mengisi pretest untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terkait bahan tambahan makanan. Setelah kegiatan edukasi, dilakukan post-test untuk mengukur ketersampaian materi yang didapat siswa. Materi Bahan Tambahan Makanan (BTM) yang disampaikan meliputi pengertian BTM, perhitungan Acceptable Daily Intake (ADI), contoh BTM yang diperbolehkan dan dilarang. Tim penyuluh memperkenalkan contoh BTM pewarna dan pengawet yang dilarang penggunaannya yaitu Rhodamin B (pewarna) dan Formalin (pengawet).
Kegiatan penyuluhan dilanjutkan di SMPN 2 Singosari, Jumat (16/09/2022). Kegiatan ini juga didampingi oleh Kepala Sekolah, yakni Bapak Bambang Dwi Yudo L, S.Pd, dan Ibu Kristanti selaku Waka Kurikulum dan Bapak/Ibu guru SMPN 2 Singosari. “Kegiatan pengabdian masyarakat Departemen Farmasi FKUB ini mendapat apresiasi tinggi dari para siswa dan guru selain menambah wawasan juga memacu kreatifitas siswa dalam lomba edukasi video” kata Kristanti.
Kegiatan pengabdian masyarakat terakhir dilakukan di SMP Islam Bani Hasyim, Sabtu (17/09/2022) didampingi oleh Bapak Abdul Rozaq, M.Pd selaku kepala sekolah beserta Bapak/Ibu guru wali kelas. Para peserta antusias dalam mengikuti penyuluhan yang diselingi tanya jawab mengenai aplikasi bahan tambahan makanan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain kegiatan edukasi terkait bahan tambahan makanan, dalam kegiatan tersebut juga dilaksanakan lomba video antar sekolah. Tema lomba video siswa adalah terkait edukasi bahan tambahan makanan kepada teman, keluarga, maupun orang-orang di sekitarnya dengan total peserta lomba sebanyak 8 kelompok. Penyerahan hadiah lomba video dilakukan pada Selasa (04/10/2022) dengan pemenang juara 1 adalah siswa dari SMP Islam Bani Hasyim dengan ketua kelompok atas nama Zaskia Ailsa Rahma, juara 2 adalah siswa SMPN 2 Singosari dari tim Cahaya Aura Sholawatifah, dan juara 3 diberikan kepada tim Marfuatul Kholifa dari SMPN 2 Singosari.
Sumber : https://prasetya.ub.ac.id/tim-pengmas-farmasi-ub-beri-edukasi-bahan-tambahan-pangan/

UB Berangkatkan EMT Respon Banjir di Sitiarjo

Loading

Merespon bencana banjir bandang yang melanda Kabupaten Malang, Universitas Brawijaya melalui Fakultas Kedokteran mengirimkan satu tim Emergensi Medicine. Tim ini berangkat menuju Dusun Krajan Kulon, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang pada Senin malam (17/10/2022). Selama beberapa hari, tim ini akan melakukan asesmen lapang mengenai kebutuhan dan dampak kesehatan akibat bencana banjir.

Menurut Ketua Tim Pengabdian Masyarakat FK UB, dr.Ariani, M.Kes., Sp.A(K), banjir bandang dan tanah longsor di beberapa wilayah mengakibatkan lumpuhnya akses jalan dengan banyak korban terdampak. “Sehingga kami dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya melakukan aksi cepat tanggap dan berkoordinasi dengan dinas – dinas terkait di Kabupaten Malang untuk mendapat akses informasi dan terjun langsung membantu masyarakat yang terdampak”, jelasnya.

EMT yang terdiri dari dr. Aurick Yudha Nagara, Sp.EM selaku dokter spesialis emergensi, Mauludin Hakim selaku driver ambulans, Riva’ah Al Ibdha dan Nanda Zahrotul Firdaus yang merupakan mahasiswa Prodi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan dan anggota LAKESMA FK UB. Selain itu, ada pula M. Tuki dan Edi Santoso sebagai tambahan personil dari Rektorat Universitas Brawijaya yang membantu penyediaan air bersih, dengan membawa 1 unit mobil tangki air.

“Kebutuhan saat ini adalah pompa air untuk membersihan jalan dari lumpur dan batu agar akses jalan lebih mudah dilalui oleh mobil non off road”, jelas Aurick melalui pesan singkat. Sedangkan pompa digunakan untuk memercepat menguras sumur berlumpur, dan mobil tangka untuk distribusi air bersih kepada warga.

Selain membawa tangka air dan ambulans, tim EMT juga membawa perbekalan seperti minyak kayu putih dan obat-obatan, peralatan kegawatdaruratan (airway dan breathing) dan alat kesehatan, selimut dewasa sebanyak 70 buah, popok bayi sebanyak 200 buah, pembalut sebanyak 150 buah, popok lansia dan bedong bayi.

Selama penanganan bencana banjir bandang di Desa Sitiarjo, tim Disaster FK UB bekerja sama dengan alumni FK membuka saluran donasi bagi seluruh sivitas Universitas Brawijaya melalui nomr rekening tertera. Donasi yang terkumpul akan dirupakan kebutuhan bagi para korban bencana. (VQ)

Sumber : https://prasetya.ub.ac.id/ub-berangkatkan-emt-respon-banjir-di-sitiarjo/

 

 

Ikatan Alumni FKUB Sumbangkan Koridor Penunjang Gedung

Loading

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) Dr. dr. Wisnu Barlianto, MSi., Med., Sp.A (K) bersama Ketua Alumni Komisariat Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) dr. Aries Budianto, Sp.B KBD meresmikan Koridor Penunjang Gedung FKUB pada Selasa (11/10/2022). Serah terima ini di laksanakan di depan Gedung GPB FKUB dari Ketua Alumni Komisariat FKUB kepada Dekan FKUB.

Dalam laporannya, Ketua Alumni FKUB dr. Aries Budianto, Sp.B KBD menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim pelaksana maupun tim pengawas pembangunan koridor penunjang gedung (selasar) serta donasi dari para alumni FKUB. Adanya koridor ini diharapkan mampu menunjang program pendidikan di FKUB dan bermanfaat bagi seluruh civitas di FKUB.

LIBATKAN PAKAR DALAM DAN LUAR NEGERI, BKKBN GELAR KONVERENSI INTERNASIONAL PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

Loading

Malang – Angka Stunting di Indonesia sudah turun namun masih belum memenuhi target. Untuk itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus melakukan berbagai upaya untuk mempercepat penurunan angka stunting di Indonesia salah satunya dengan melibatkan para pakar dan akademisi baik dalam negeri maupun luar negeri melalui berbagai kajian-kajian ilmiah yang dibedah dalam acara The 2nd South East Asia Biennial Conference on Population and Health Related to Stunting (SEAA) 2022 di Gedung Samantha Krida Universitas Brawijaya Malang (4/10).

Kepala BKKBN, Dr. (HC), dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) mengungkapkan angka stunting di Indonesia sudah mengalami penurunan dibandingkan tahun kemarin. Berdasarkan data SSGI 2021, angka stunting di Indonesia sebesar 24,4 persen sedangkan di Jawa Timur sebesar 23,5 persen.

“Kegiatan ini merupakan agenda dua tahunan dan kegiatan hari ini merupakan kegiatan yang ke dua. Sedang yang pertama dilakukan pada tahun 2018 lalu, ” jelas Pak Hasto.

Doktor Hasto menambahkan selain masalah stunting, Indonesia juga akan segera dihadapkan pada aging population pada tahun 2035, dimana Indonesia akan mengalami peningkatan jumlah penduduk lansia dari 18 juta jiwa (7,56 %) pada tahun 2010, menjadi 25,9 juta jiwa (9.7%) pada tahun 2019, dan diperkirakan akan terus meningkat dimana tahun 2035 menjadi 48.2 juta jiwa (15,77%).

“Saat terjadi aging population dibutuhkan Sumber Daya Manusia usia produktif yang berkualitas karena terjadinya dependensi rasio yang sangat tinggi. Dimana usia produktif harus menanggung biaya SDM yang tidak produktif yaitu lansia dan anak usia dibawah 14 tahun. Dimana kedua unsur SDM ini tidak produktif tetapi membutuhkan biaya yang cukup besar, ” papar Pak Hasto.

Untuk itu, sambung Doktor Hasto sangat penting bagi Indonesia untuk menurunkan angka stunting bahkan zero stunting untuk menyambut era aging population tersebut.

“Anak stunting tersebut pasti merupakan SDM yang kurang bisa bersaing dimasa depan. Padahal tugas dan tanggung jawab mereka sangat besar, ” ungkapnya.

Untuk itu, BKKBN bersama mitra terus melakukan berbagai upaya untuk percepatan penurunan angka stunting di Indonesia dengan melakukan upaya pencegahan terjadinya stunting. Selain itu, BKKBN juga mempersiapkan program pemberdayaan ekonomi usia non produktif perempuan, dimana angka lansia perempuan akan lebih besar dibanding lansia pria. Dimana angka kematian pada kaum pria lebih tinggi daripada angka kematian pada kaum perempuan.

Ditempat yang sama, Wakil Gubernur Jawa Timur, Dr. Emil Elestianto Dardak mengungkapkan apresiasi terhadap kinerja BKKBN dimasa kepemimpinan Dr. Hasto Wardoyo selama ini.

“Saya sangat salut kepada Kepala BKKBN sejak saya menjadi Bupati Trenggalek, Pak Hasto ini sangat tepat dalam pengambilan kebijakan dalam mengatasi masalah kependudukan ini, ” ungkap Emil Dardak.

Emil menambahkan agar kebijakan yang diambil tepat sasaran dan program bisa berjalan sesuai dengan target maka dibutuhkan data yang stabil dimana setiap Kementerian/Lembaga memiliki kesamaan data. Selama ini, data antar K/L masih ada selisih.

“Untuk itu, kami membutuhkan data stabil by name by address yang bisa dimanfaatkan oleh semua K/L sesuai dengan kebutuhan masing-masing”, jelasnya.

Sebelumnya, Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo mengungkapkan Tri Dharna Universitas adalah pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Universitas Brawijaya telah melakukan pendampingan masyarakat terkait stunting dengan melibatkan lebih dari 800 mahasiswa dan dosen di sekitar malang raya dalam kegiatan KKN Tematik di Tahun 2022.

“Selain masalah stunting, Universitas Brawijaya juga mempersiapkan permasalahan yang akan muncul saat aging population terjadi. Dimana, berbagai penelitian telah dilakukan untuk mempersiapkan dan mencari alternatif nutrisi dan pangan yang diharapkan dapat mengurangi berbagai masalah yang menyertai penuaan”, paparnya.

Sementara itu, di sesi Press Conference, YBrs. Encik Abdul Shukur bin Abdullah, Head Director of Lembaga Penduduk dan Pembangunan Keluarga Nasional (LPPKN), Malaysia mengatakan tidak hanya di Indonesia, masalah stunting juga menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Malaysia dimana berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Malaysia saat ini angka stunting di Malaysia masih di angka 21%.

“Selain Stunting, Malaysia juga menghadapi aging population pada tahun 2039 atau 5 tahun lebih awal dibandingkan dengan Indonesia. Sedang untuk TFR Malaysia masih di angka 1.7 dengan target tahun 2022 ini di angka 1.5,” sebutnya. (Humas)

Sumber : http://www.fk.ub.ac.id/libatkan-pakar-dalam-dan-luar-negeri-bkkbn-gelar-konverensi-internasional-percepatan-penurunan-stunting/

Jemput Bola, PS PDS Ilmu Kesehatan Mata Lakukan Skrinning Mata bagi 70 Anak Down Syndrome

Loading

Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya ( PS PDS IK Mata – FKUB) jemput bola dengan melaksanakan pengabdian masyarakat melalui kegiatan yang kali ini dikemas dalam rangkaian  “Skrinning Mata Bagi Anak Down Syndrome” dan dilaksanakan pada Sabtu, (1/10/22) di Lantai 2 Poli Mata , Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar (RSSA) Malang.

Dr. dr. Nanda Wahyu Anandita, Sp.M (K) saat diwawancarai oleh Humas FKUB menyampaikan bahwa , saat ini kami sedang melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat (penmas)  yang dikemas dalam rangkaian kegiatan Wolrd Sight Day 2022 dengan tema “ raises awareness of eye health”,  dimana anak yang sehat memiliki mata yang sehat.

Selanjutnya dosen FKUB yang akrab disapa dr. Nanda ini menambahkan, jadi prinsipnya kami mengamati jika anak-anak yang tidak berkebutuhan khusus (normal)  saja tidak mengerti ketika ada masalah di mata, apalagi  anak-anak yang dengan kebutuhan khusus, sangat dimungkinkan adanya kesulitan untuk mengutarakan adanya gangguan pada matanya, tuturnya.

Sehingga sesuai dengan tema kali ini , kami  berupaya untuk jemput bola dengan kita undang dan melakukan skrinning mata bagi  anak-anak yang berkebutuhan khusus (down Syndrome) bagi sebanyak 70 anak down syndrome yang memiliki kelainan genetic, yang kemungkinan diorgan lainnya salah satunya mata.

Lebih lanjut saat ditanya apakah ada temuan atau deteksi adanya gangguan mata pada anak down syndrome pada skrinning kali ini,  ternyata  telah ditemukan 1 anak down syndrome yang memiliki gejala katarak pada matanya dan banyak sekali anak down syndrome  yang membutuhkan kaca mata.

Dimana ada teori yang menyatakan bahwa down syndrome itu erat sekali kaitannya dengan kaca mata,  selama ini mereka juga bersekolah  dan karena mereka kesulitan untuk berkomunikasi dalam menyampaikan adanya gangguan pada matanya, maka secara tidak langsung aktivitas dalam sekolahnya pun  juga ikut terganggu, dan ini tadi meskipun dikoreksi dengan kaca mata belum bisa maksimal tapi diharapkan lebih baik dari pada tidak memakai kaca mata, imbuhnya.

Dalam kegiatan penmas ini tidak hanya dilakukan oleh prodi mata, namun kami melakukan interprofesional dengan melibatkan  bagian PS PDS Ilmu Kesehatan Anak untuk m mengukur antroprometri dan juga  mahasiwa S1, Dokter Muda (koas), PPDS/Residen Mata dan IKA.

Diharapkan kedepannya  orang tua tidak takut lagi untuk memeriksakan kesehatan anaknya, dan saya berpesan, sebaiknya meskipun tidak ada keluhan tapi rutin untuk diperiksakan jangan menunggu keluhan dulu kemudian awareness dari orang –orang disekitarnya, terutama orang tua dan guru disekolah bahkan keluarga dekatnya dirumah, dimana acara ini diharapkan juga mampu mengedukasi dalam mengenali adanya gangguan kesehatan mata pada anak down syndrome.

Bagi orang tua yang anaknya terdeteksi mata katarak akan kami berikan pendampingan dan edukasi, namun apabila orang tuanya tidak mampu maka kami akan membantu mencarikan sponsor untuk bisa dilakukan operasi  mata bagi anak down syndrome yang bersangkutan, harapnya.

Pada kesempatan yang sama salah seorang Ibu dari anak dengan down syndrome yang bernama Javas, yakni Ibu  Ari Cahyo saat diwawancara mengaku sangat senang dengan kegiatan skrinning  mata bagi anak-anak down syndrome seperti  anaknya. Sehingga dengan pemeriksaan dini seperti ini diharapkan nantinya anak anak ini tumbuh dengan mata yang sehat, semoga kegiatan ini juga rutin dilaksanakan kedepannya, harap ibu 3 anak ini.

Ditambahkan oleh Ibu Ari, Anak saya ini tergolong sangat aktif, saat ini sedang duduk dikelas 5 pada salah satu Sekolah Luar Biasa (SLB) selain itu Javas juga ikut modeling class, dan Alhamdulillah meskipun anak saya memiliki kekurangan pada tumbuh kembangnya namu anak saya berhasil menjadi juara pada beberapa lomba model dan foto model, ungkapnya.  (Anank- Humas FKUB)

Sumber : http://www.fk.ub.ac.id/jemput-bola-ps-pds-ilmu-kesehatan-mata-lakukan-skrinning-mata-bagi-70-anak-down-syndrome/

Departemen Keilmuan Ilmu Kedokteran Emergensi Bekerjasama dengan UPT PMK Kota Malang, Selenggarakan Penmas Pelatihan Mitigasi (Simulasi Kebakaran) dalam Gedung di FKUB

Loading

Kota Malang yang merupakan salah satu kota yang selalu berkembang di Jawa Timur tentunya sangat berpotensi terhadap bencana (baik faktor alam, kelalaian ataupun faktor yang lain), hal tersebut dapat dilihat seiring dengan perkembangan dan bertambahnya populasi penduduk dari luar kota dan kemajuan teknologi,  dimana tingkat pemenuhan akan kebutuhan hidup dan lapangan kerja di masyarakat terus meningkat. Termasuk pembangunan fasilitas –fasilitas penunjang mulai dari gedung –gedung perkantoran, tempat –tempat pendidikan, pusat perbelanjaan, dan sarana prasarana publik lainnya yang saat ini mulai memperluas kapasitasnya dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan masyarakat.

Universitas Brawijaya sebagai salah satu fasilitas publik dalam memenuhi kebutuhan pendidikan mau tidak mau juga akan beradaptasi, tidak hanya dari segi sumber daya manusia dan jumlah mahasiswanya, tetapi juga temasuk perluasan gedung sebagai salah satu sarana prasarana pendidikan bagi para mahasiswa. Dan FKUB sebagai bagian dari Universitas Brawijaya juga merupakan salah satu fakultas favorit dengan jumlah program studi dan mahasiswa terbanyak diantara fakultas lain yang ada di Universitas Brawijaya, dan memiliki beberapa gedung-gedung bertingkat yang dipergunakan sebagai tempat perkuliahan, bekerja dan ruang – ruang pertemuan bagi seluruh sivitas akademika di FKUB.

Namun jika dilihat secara jeli tentunya masih banyak sekali hal yang perlu dievaluasi dan disiapkan khususnya didalam gedung di area FKUB, utamanya dalam perencanaan evakuasi dan perlengkapan yang memadai dan sesuai apabila terjadi bencana, khususnya kebakaran. Standarisasi keamanan, kesiapan APAR (Alat Pemadam Api Ringan), ketersediaan hydrant, dan prosedur evakuasi dalam sebuah gedung bertingkat sangat dibutuhkan.

Oleh karena itu dalam rangka mempersiapkan hal tersebut, Departemen Keilmuan Ilmu Kedokteran Emergensi FKUB/RSSA bekerjasama dengan UPT Pemadam Kebakaran (PMK) Kota Malang melaksanakan serangkaian kegiatan  pengabdian masyarakat dengan tema “Pelatihan Mitigasi Bencana Kebakaran dalam Gedung Bertingkat di FKUB” dengan peserta adalah Sivitas Akademika FKUB yang dilaksanakan pada Sabtu, (17/9/22) di Mako UPT PMK Kota Malang, Jl. Bingkil Kota Malang.

Ketua pelaksana dr. Taufiq Abdullah, Sp.EM dalam laporannya menyampaikan bahwa, dalam kegiatan ini para peserta yang kami libatkan adalah para tenaga pendidik dan karyawan FKUB yang Sebagian bertugas di gedung utama FKUB yang berjumlah 11 lantai. Dalam kegiatan ini peserta akan mendapatkan materi edukasi tentang bahaya dan pengaruhnya bagi tubuh akibat kebakaran, kemudian dilanjutkan simulasi pemadaman kebakaran dengan menggunakan APAR, termasuk belajar tentang penanganan awal apabila terkena luka bakar, tuturnya.

Ditambahkan lagi oleh dr. Taufiq memang kegiatan ini seharusnya rutin dilakukan paling tidak minimal satu tahun sekali. Karena minimnya pengetahuan dan tidak adanya simulasi tentang kebakaran ini akan membuat ketidaksiapan dari para staf FKUB apabila bencana kebakaran tersebut terjadi, ungkap dosen yang juga alumni FKUB ini.

Kami berharap kegiatan ini dapat bermanfaat bagi kami dan kerjasama dengan pihak UPT PMK Kota Malang dapat terus berlanjut kedepannya, karena ada keterkaitan antara program pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh FKUB dengan program kepedulian masyarakat yang dicanangkan oleh pihak UPT PMK Kota Malang dalam hal terkait mitigasi Bencana. Secara umum, mitigasi terhadap potensi bencana kebakaran di lingkungan sekitar FKUB dan keselamatan kesehatan kerja memang harus diperhatikan bagi seluruh civitas akademik FKUB. Untuk mendukung hal tersebut, maka dibutuhkan prosedur tetap jika terjadi kebakaran di salah satu gedung FKUB, imbuhnya.

Sementara itu pada kesempatan yang sama, Kepala UPT PMK Kota Malang, Bapak M. Teguh Wibowo, SH dalam sambutannya menyampaikan, selamat datang di Mako UPT PMK Kota Malang, perlu kami sampaikan bahwa jumlah kebakaran di malang cukup tinggi, kami di PMK Kota Malang yang bertugas ada sekitar 30 personel dan kebetulan kami sedikit kelelahan karena baru tadi pagi kami selesai bertugas di lokasi  kebakaran yang terjadi disalah satu pabrik di daerah Pandanlandung, terangnya.

Namun kami sangat menyambut baik adanya kerjasama dalam hal pemberian wawasan kepada masyarakat tentang bahaya dan prosedur evakuasi dalam sebuah musibah kebakaran. Semoga dengan adanya kegiatan ini kita sama-sama terus dapat terus belajar dan menambah wawasan utamanya dalam kebencanaan dan mempersiapkan diri untuk terjun langsung dalam penanganan kebakaran diwilayah kerja saudara, ungkap Ka. UPT PMK Kota Malang ini. (An4nk – Humas FKUB)

Sumber : http://www.fk.ub.ac.id/departemen-keilmuan-ilmu-kedokteran-emergensi-bekerjasama-dengan-upt-pmk-kota-malang-selenggarakan-penmas-pelatihan-mitigasi-simulasi-kebakaran-dalam-gedung-di-fkub/

Lulusan Dokter Termuda ini Ingin Mengabdi di Daerah 3T

Loading

Lulusan termuda dari Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) ingin mengabdi di daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T). Calista Felicia Ghaydaqila, menyandang gelar sarjana kedokteran pada umur 18 tahun dengan IPK 3.64.

Calista mengatakan cita-citanya kedepan setelah lulus Koas dan jadi dokter umum ingin mengabdi di daerah perbatasan karena menurutnya jumlah tenaga kesehatan di daerah tersebut masih terbilang sedikit dan tidak merata.

“Mayoritas dokter banyak yang berada di Pulau Jawa atau daerah asalnya. Saya ingin sekali mengabdi di perbatasan dan menolong warga,”katanya.

Anak ke 3 dari empat bersaudara tersebut berharap keinginannya mengabdi di perbatasan disetujui oleh kedua orang tuanya.

Calista mengatakan nanti kalau sudah lulus dia ingin mengambil spesialis anak karena suatu saat dia akan menjadi seorang ibu.

Sementara, ditanya mengenai bagaimana dia belajar, Calista sendiri mengaku bukan tipe mahasiswa yang memaksakan diri. Baginya kunci agar yang didapatnya bisa maksimal dia akan belajar di waktu yang menurutnya efektif.

“Jadi saya bukan tipe yang memaksakan diri untuk belajar. Saya hanya memanfaatkan waktu yang efektif untuk belajar. Misalkan saya belajar di pukul 03.00 dan kalau sudah lelah tidak akan saya lanjutkan. Kalau saya paksakan malah hanya lewat-lewat saja apa yang saya pelajari,”katanya

Calista memulai jenjang pendidikan pada usia 4 tahun di Sekolah Dasar. Lulus dari SD, Calista masuk ke program akselerasi di SMPN 3 Tangerang Selatan dan di SMAN 2 Tangerang Selatan. Dari sekolah tersebut, Calista mampu menyelesaikan pendidikan selama dua tahun dan masuk jurusan kedokteran pada jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) di usia 14 tahun.

Calista bersama 1023 lulusan lainnya menjalani prosesi wisuda di Gedung Samantha Krida UB, Sabtu (17/9/2022).

Dalam wisuda Periode I Tahun Akademik 2022/2023, berikut nama-nama wisudawan terbaik UB: untuk program sarajana: Syifa Mariyana Ulfa, S.Psi (FISIP), Yorica Amanda Rizki, S.Sos (FISIP), Sabila Nur Azkiyah, S.H. (FH), Rinny Apriliany Zakaria, S.E. (FEB), Lazuardi Hadinata, S.AP. (FIA), Annisa Nindita, S.Pn (FIA), Helena Merdekaria Bhiju Paru, S.P. (FP), Aurelia Aprilianty, S.Pt (Fapet), Nia Valen Manggar Rosalina, S.Pi (FPIK), Ihza Aulia Rahman, S.T. (FT), Brenda Kristi, S.Ked (FK), Ika Shofiatul Mahmudah, S.Stat (FMIPA), Annisa Romadhona Rahmawati, S.T. (FTP), Kristen Aprilia, S.S. (FIB), Puspita Nurul Aisyah, S.KH. (FKH), drg. Claudia Felicia Wihardja (FKG), Abdurrahman Faiz, S.Kom (FILKOM), Dikianur Alvianto, M.T. (Program Magister), Dr. Renny Indrawati (Program Doktor), Alma Saquille Rashada, A.Md. (Program Diploma), dan Safinatun Najah, S.Gz. (FIKES).(OKY/Humas Ub)

Sumber : https://prasetya.ub.ac.id/lulusan-dokter-termuda-ini-ingin-mengabdi-di-daerah-3t/

Dapatkan Hibah Dana dari ADB, Tim Riset FKUB Sinergikan Triple Helix Guna Cegah dan Tekan Angka Stunting di Kabupaten Tulungagung

Loading

Sampai saat ini Stunting masih menjadi isu nasional dan menjadi program kerja Pemerintah Republik Indonesia yang dituangkan dalam RPJMN. Tingginya angka prevalensi stunting nasional pada tahun 2018 sebesar 30,7 % dan target penurunan stunting pada tahun 2024 secara nasional adalah 14 %.

Oleh sebab itu, melalui pembiayaan dana Asian Development Bank (ADB) Tim Peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Politeknik Kesehatan Malang, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan BKPK Kemenkes  turut mengembangkan penelitian untuk terus melalukan upaya perbaikan dan menekan tingginya angka Stunting yang kerap menjadi permasalahan di Indonesia, khususnya di Jawa Timur.

Dalam laporan yang disampaikan dihadapan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Tulungagung, yang dilaksanakan pada Selasa (13/9/22) di Victoria Ballroom, Crown Victoria Hotel, Tulungagung, Dr. Diajeng Setya wardani, M. Kes selaku Ketua Tim Peneliti  mewakili tim peneliti menyampaikan bahwa penelitian yang dilakukan ini adalah menilai bagaimanakah peran sinergisitas unsur triple-helix (stakeholder, akademisi dan komunitas) dalam pencegahan dan penurunan stunting di Kab Tulungagung yang saat ini Kab Tulungagung menduduki angka prevalensi terendah di seluruh Kabupaten di Jawa Timur, ungkap dosen yang kini menjabat sebagai Sekretaris Departemen Kebidanan FKUB ini.

Ditambahkan oleh Bu Diajeng “Penelitian kami dilaksanakan di dua tempat yakni Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Tulungagung. Penelitian juga memotret hal peran unsur triple-helix dalam pencegahan stunting di dua kabupaten yang memiliki karakteristik berbeda ini. Adapun pelaksanaan penelitian kami, yaitu dimulai pada bulan Mei – September 2022, dan Alhamdulillah hari ini kami sudah sampai di akhir serangkaian kegiatan penelitian kami yaitu dalam acara  Diseminasi Hasil Penelitian ini”.

“Kami sampaikan kepada Bapak Ibu, dalam penelitian ini kami mengucapkan terima kasih kepada Bappeda – Pemkab Tulungagung yang telah banyak membantu kami dan menfasilitasi kami untuk bisa bertemu dengan rekan – rekan dari OPD (Dinkes, DPMD, Dinas KB dan PPA serta dinas yang lain), organisasi profesi, Ormas , anggota tim pengerak PKK, serta memberikan kesempatan kepada kami untuk melakukan pembagian kuesioner kepada 75 Ibu-ibu dengan  balita stunting maupun non stunting di wilayah 5 desa di wilayah kecamatan Pagerwojo, Gondang, Sumbergempol, Kauman dan Bandung tegasnya”

Pada kesempatan yang sama pula, hadir Ketua Tim Penggerak PKK (TP-PKK) Kabupaten tulungagung Ny. Siyuk Rihayati Maryoto Birowo yang menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh tim peneliti yang telah memilih Kabupaten Tulungagung sebagai lokasi penelitian. Semoga hasil penelitian ini akan memberikan manfaat dan motivasi bagi kami untuk terus memperkuat lintas sektor dalam upaya pencegahan dan penurunan stunting dan dapat melanjutkan Kerjasama kedepan dengan FKUB dalam pencegahan dan pennurunan stunting di Kab Tulungagung.

Berdasarkan data survey status gizi di Indonesia oleh kementerian kesehatan RI pada tahun 2021 prevalensi stunting nasional sebesar 24, 4% yang masih jauh dari target ditahun 2024 yaitu sebesar 14 %. Pemkab Tulungagung menargetkan prevalensi stunting pada akhir periode RPJMD ditahun 2023 sebesar 4,97% dan capaian angka prevalensi stunting cenderung menurun yakni 5,51 % pada tahun 2021 menjadi 4,52% ditahun 2022. Untuk itu peran Tim Pengerak PKK sangat penting sebagai lini terdepan di tengah masyarakat, ungkap Ibu Bupati yang juga lulusan Poltekes Malang ini.

Istri orang nomer 1 di Tulungagung ini menambahkan, Kami memulai untuk pencegahan stunting dengan melakukan secara terpadu, dengan melibatkan lintas sektoral, termasuk kader – kader PKK terbaik yang dimulai dari desa, kacamatan, kabupaten serta unsur  lain seperti ormas, akademisi, organisasi Profesi , dunia usaha / industry dan media massa. Sehingga kami menyatakan siap berkomitmen dan mendukung terus secara penuh upaya pemerintah   dalam mempercepat penurunan stunting di Indonesia, khususnya di kabupaten Tulungagung.

Dalam kegiatan ini juga disampaikan Policy Brief dari Ketua Tim Peneliti kepada Ketua TP PKK Tulungagung dan disampaikan beberapa materi Diseminasi hasil penelitian. (An4nk – Humas FKUB)

Sumber : http://www.fk.ub.ac.id/dapatkan-hibah-dana-dari-adb-tim-riset-fkub-sinergikan-triple-helix-guna-cegah-dan-tekan-angka-stunting-di-kabupaten-tulungagung/

FKUB Berikan Penyuluhan dan Bantuan Perlengkapan Penunjang, Sebagai Upaya Revitalisasi UKS dan Pencegahan DBD pada SMP di Kota Wisata Batu

Loading

Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya kembali melaksanakan serangkaian kegiatan pengabdaian masyarakat (Penmas) yang dikemas dalam serangkaian acara Penyuluhan berupa pemberian materi Bantuan Perlengkapan Penunjang, UKS dan Workshop Pembuatan Insketisida sebagai upaya Revitalisasi Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dan Pencegahan DBD pada 5 Sekolah Menengah Pertama Negeri  (SMP N 1, 2, 3, 4, 6 ) di Kota Wisata Batu pada Rabu (7/9/22).

Dalam laporannya, Ketua Panitia dr. Aulia Rahmi Pawestri, Ph.D. mengatakan, bahwa Pandemi  covid -19   memiliki dampak  yang cukup  menyebabkan perubahan pada berbagai aspek, mulai dari bidang kesehatan hingga sektor pendidikan, tuturnya

Dengan adanya penurunan jumlah kasus covid dalam satu tahun terakhir, kegiatan tatap muka terutama pada pendidikan/ sekolah yang semula dilaksanakan secara online / daring, kini dapat kembali diselenggarakan secara blended learning atau luring.

Namun kira-kira apakah ada kesiapan khusus baik itu dari pihak pengelola sekolah, guru dan siswa dalam menyongsong pembelajaran secara blended learning atau luring? Keberadan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) memiliki peranan besar dan menjadi salah satu persyaratan utama bagi beberapa sekolah untuk dapat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajarm (KBM) secara luring. Meski semua sekolah telah memiliki UKS, sayangnya beberapa aspek masih kurang begitu terfasilitasi, baik dalam hal pengelola, pengetahuan, skill dasar, dan infrastruktur UKS, imbuhnya.

Lebih lanjut dr. Aulia menyampaikan, kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan pengabdian masyarakat pada tahun sebelumnya, berupa penyerahan bantuan fasilitas tempat cuci tangan sebagai bagian upaya dalam mencegah penyebaran covid-19. Tahun ini, kami berkesempatan hadir kembali secara luring ke SMP di Kota Batu untuk menyampaikan penyuluhan tentang UKS. Di masa depan, FKUB akan terus bekerjasama dengan melakukan pendampingan dan pelatihan skill bagi para pengelola UKS, baik guru maupun siswa pada sekolah-sekolah yang bersangkutan.

Pandemi covid juga memiliki dampak tidak langsung yang besar bagi program pemberantasan penyakit infeksi yang lain, termasuk penyakit yang ditularkan oleh nyamuk (mosquito–borne diseases), seperti demam berdarah dengue (DBD). Namun, pengendalian nyamuk dengan penggunaan insektisida kimiawi yang kurang tepat telah menyebabkan peningkatan resistensi insektisida pada nyamuk. Dalam program penmas sebelumnya, tim FKUB telah memberikan pengetahuan dasar mengenai gejala dan pencegahan DBD pada era new normal. Sebagai upaya tindak lanjut dan bentuk integrasi penelitian, pada pengmas kali ini, akan diberikan materi mengebai pembuatan insektisida dari bahan alam yang mudah dipraktekkan oleh masyarakat dan ramah lingkungan.

Sasaran utama kegiatan ini adalah guru SMP, terutama pengelola UKS, di Kota Batu. Dengan peningkatan pengetahuan dan informasi yang berdasarkan bukti (evidence-based), diharapkan para pengelola UKS dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dasar UKS dan pembuatan insektisida alami. Dengan demikian, diharapkan kegiatan ini DAPAT berperan pada kelancaran pembelajaran secara luring dan memberikan kontribusi yang nyata pada masyarakat. (an4nk – Humas FKUB)

Sumber : http://www.fk.ub.ac.id/fkub-berikan-penyuluhan-dan-bantuan-perlengkapan-penunjang-sebagai-upaya-revitalisasi-uks-dan-pencegahan-dbd-pada-smp-di-kota-wisata-batu/