Pengmas Dosen FK-UB: Bijak Penggunaan Antibiotik untuk Kendalikan Resistensi Antimikroba

Loading

Enam Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK-UB) mengadakan Pengabdian kepada Masyarakat terkait pengendalian resistensi antimikroba di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di Kabupaten Blitar. Mereka adalah dosen dari Departemen Keilmuan Mikrobiologi Klinik FK-UB, yakni dr. Dewi Santosaningsih, Sp.MK., M.Kes., Ph.D, dr. Yuanita Mulyastuti, M.Si, dr. Siwipeni Irmawanti Rahayu, Sp.MK, M.Biomed, dan dr. Etty Fitria Ruliatna, Sp.MK (K), dr Dewi Retnoningsih, SpMK, dan dr Rendra Bramanthi, SpMK(K). Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis Mikrobiolodi Klinik FK-UB.

Ketua Tim Pengabdian kepada Masyarakat dr. Dewi Santosaningsih, Sp.MK., M.Kes., Ph.D menyampaikan, resistensi antimikroba diakui sebagai masalah kesehatan global, sehingga kapasitas tenaga kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Faskes) Tingkat Pertama dalam pengendalian resistensi antimikroba merupakan hal yang sangat penting.

“Menurut hasil survey tahun 2019, pengetahuan tenaga kesehatan di PUSKESMAS di Kabupaten Blitar tentang penggunaan antibiotik masih harus ditingkatkan dengan strategi yang lebih baik. Untuk itu kami melakukan pengabdian masyarakat di sini dengan mengundang perwakilan tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter, dokter gigi, apoteker, dan farmasi,” jelas Dewi Santosaningsih.

Kegiatan yang dilakukan berupa peningkatan kapasitas tenaga kesehatan di PUSKESMAS di bulan Oktober 2022, meliputi lima topik pelatihan yaitu Problem Resistensi Antimikroba di Dunia, Antibiotik dan Mekanisme Kerjanya, Mekanisme Resistensi Antibiotik, Penggunaan Antibiotik Empirik di Fasilitas Layanan Kesehatan Primer, dan Pencegahan Transmisi Bakteri Resisten Antibiotik. Metode yang dilakukan melalui diskusi interaktif dan praktik melakukan cuci tangan sesuai standar WHO serta praktik menggunakan alat pelindung diri.

Hasil analisis pengetahuan peserta pelatihan pada sebelum dan sesudah pelatihan menunjukkan peningkatan skor yang signifikan. Peserta memiliki pengetahuan lebih baik mengenai definisi antibiotik, faktor pertimbangan pemilihan jenis dan dosis antibiotik empirik, dan momen melakukan hand hygiene sesuai standar WHO.

“Program pelatihan berbasis modul ini kami simpulkan dapat meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan di Puskesmas di kabupaten Blitar dalam pengendalian resistensi antimikroba. Namun perlu adanya program pelatihan berkelanjutan agar dapat berjalan jangka panjang,” ungkap Dewi Santosaningsih.

Monitoring implementasi pelatihan dilakukan dengan mengirimkan link survey Google form kepada perwakilan Puskesmas yang hadir untuk mengetahui kendala yang dialami dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antibiotik di Puskesmas di Kabupaten Blitar. [Irene]

Sumber : https://prasetya.ub.ac.id/pengmas-dosen-fk-ub-bijak-penggunaan-antibiotik-untuk-kendalikan-resistensi-antimikroba/

About Author