PERKI Goes To School di SD Kabupaten Malang: Skrining Penyakit Jantung Bawaan (PJB) Bagi Anak SD di Kabupaten Malang

Loading

Tingginya prevalensi penyakit jantung sangat tinggi, tidak menutup kemungkinan terjadi juga pada anak –anak usia sekolah, dalam upaya  mengantisipasi dan deteksi sejak dini Penyakit Jantung Bawaan (PJB) pada anak Sekolah Dasar (SD) di Wilayah Kabupaten Malang. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler  Indonesia (PERKI) Malang bekerjasama dengan Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis (PS PDS) Jantung dan Pembuluh Darah – Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) dan RSUD Dr. Saiful Anwar Malang, pada Kamis s.d Jumat (9 s.d. 10/2/23) menyelenggarakan kegiatan PERKI Goes To School di beberapa SD Kabupaten Malang.

dr. Valerinna Yogibuana S, Sp.JP selaku Ketua Pelaksana menyampaikan bahwa, kegiatan ini merupakan salah satu dari rangkaian memperingati “Congenital Heart Disease Awareness Week” ( Pekan Kesadaran terhadap Penyakit Jantung Bawaan ) yang bertujuan untuk mendeteksi secara dini Penyakit Jantung Bawaan ( PJB) pada anak terutama pelajar sekolah dasar yang ada di wilayah kabupaten Malang antara lain yaitu: SDN 4 Panggungrejo Kecamatan Kepanjen, SDN 1 Pagelaran Kecamatan Pagelaran, SDN 1 Krebet Kecamatan Bululawang dan SDN 5 Ngajum Kecamatan Ngajum, tuturnya.

Selanjutnya, dalam kegiatannya “PERKI Goes To School” di beberapa SD di Kabupaten Malang ini dilatarbelakangi oleh adanya data di Indonesia menunjukkan bahwa 1 dari 100 bayi lahir hidup atau sekitar 43.000 bayi lahir hidup tiap tahunnya menderita PJB dan 25% diantaranya adalah PJB Kritis yang butuh penanganan segera di usia awal kehidupanSehingga, diperlukan upaya untuk mendeteksi secara dini adanya PJB pada anak agar dapat secepatnya mendapatkan penanganan yang tepat khususnya bagi anak-anak terutama usia sekolah dasar kelas 1,2 dan 3 di wilayah Kabupaten Malang, terangnya.

Ditambahkan oleh Dokter lulusan FKUB ini, Alasan kami memilih SD di Kabupaten Malang antara lain, bahwa angka kelahiran hidup di wilayah Kabupaten Malang cukup tinggi hampir menyamai angka di Indonesia yakni sekitar 20.000 kelahiran hidup dan apabila mengikuti perkiraan rasio nasional maka kemungkinan dapat dijumpai sekitar 2.000 bayi lahir dengan PJB.  Wilayah  Kabupaten Malang ini cukup luas dan dari data yang ada sekitar 8% ( data dari Dinkes Kab. Malang, 2022) dijumpai anak-anak stunting/ gagal tumbuh yang mana stunting merupakan salah satu gejala dari PJB.

Selain itu dalam kegiatan ini kami melakukan beberapa kegiatan skrining, apakah ada keluhan seperti adanya biru, batuk dan demam berulang, gangguan tumbuh kembang, pemeriksaan fisik dengan pulse oksimetri dan stetoskop serta pemeriksaan ekokardiografi ( USG jantung ) untuk dapat mendeteksi adanya kelainan struktur jantung dari lahir atau PJB, ungkapnya.

Pada saat ditanya apakah di Malang sendiri saat ini jumlah penderita penyakit jantung bawaan, dr. Valerina mengatakan, Seperti sudah disebutkan diatas bahwa data nasional menunjukkan sekitar 9 dari 1000 kelahiran hidup tiap jamnya menderita PJB, sehingga di kabupaten Malang dapat dijumpai kisaran angka yang sama. PJB secara garis besar dapat dibagi menjadi dua yakni PJB tidak biru dan PJB biru. Untuk PJB biru dari Namanya tentunya lebih mudah untuk dikenali. Akan tetapi PJB yang terbanyak adalah PJB tidak biru sehingga perlu dilakukan beberapa pemeriksaan agar dapat diketahui termasuk pemeriksaan yang kami lakukan pada PERKI Goes to School kali ini, tegasnya.

Selain pemeriksaan seperti diatas kami juga memberikan penyuluhan atau edukasi singkat tentang PJB bagi seluruh siswa dan para guru SD yang telah disebutkan diatas khususnya tentang “BIRU” tiga keluhan dan tanda yang paling sering dijumpai pada anak dengan PJB yang merupakan singkatan dari Biru, Infeksi saluran pernafasan  berulang, Gagal tumbuh kembang. Selain itu dapat disertai gejala sesak nafas, kaki bengkak dan mudah lelah.

Saat ditanya dari kegiatan kemarin di beberapa SD apakah sudah di deteksi / ditemukan penyakit jantung bawaan dan langkah antisipasi maupun tindak lanjut apabila ditemukan anak usia SD dengan penyakit tersebut selanjutnya seperti apa? Sekitar 1071 siswa yang kami edukasi dan dari sekitar  500 siswa SD yang kami lakukan skrining ekokardiografi didapatkan 4 siswa dengan PJB dan 4 siswa dengan kecurigaan PJB  yang perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Untuk yang menderita PJB, sudah diarahkan ke RS rujukan untuk mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.

Kami melihat tanggapan baik dari murid, guru serta orang tua menerima dengan baik dan sangat antusias saat dilakukan skrining dan penyuluhan/ edukasi tentang “BIRU” ini.

Dan melihat jumlah SD diwilayah kabupaten Malang ada sekitar 1065 sekolah, dan baru 4 sekolah yang kami lakukan skrining. Harapannya dengan kegiatan ini makin banyak masyarakat yang paham apa itu PJB, bagaimana gejalanya, faktor resiko PJB dan bagaimana penatalaksanaannya secara cepat dan tepat. Dan tentunya kegiatan seperti ini dapat berlangsung secara rutin tiap tahunnya sehingga makin banyak anak-anak yang dilakukan deteksi dini agar PJB-nya “segera diketahui, segera ditangani dan segera pulih kembali”. ( dr. Valerinna for Humas FKUB)

Sumber: http://www.fk.ub.ac.id/perki-goes-to-school-di-sd-kabupaten-malang-skrining-penyakit-jantung-bawaan-pjb-bagi-anak-sd-di-kabupaten-malang/

About Author